Senin 17 Jun 2019 14:23 WIB

Tumpukan Sampah Masih Terlihat di TPS Liar di Kab Bandung

Tebing yang berada dipinggir jalan tersebut sering digunakan sebagai TPS liar.

Rep: Muhammad Fauzi Ridwan/ Red: Esthi Maharani
Tumpukan sampah yang berada di tempat pembuangan sampah (TPS) liar masih  terlihat di wilayah Kabupaten Bandung. Tepatnya di Jalan Raya Leuwidulang,  Desa Rancamulya, Kecamatan Pameungpeuk, Kabupaten Bandung, Jumat (11/1).
Foto: Republika/M Fauzi Ridwan
Tumpukan sampah yang berada di tempat pembuangan sampah (TPS) liar masih terlihat di wilayah Kabupaten Bandung. Tepatnya di Jalan Raya Leuwidulang, Desa Rancamulya, Kecamatan Pameungpeuk, Kabupaten Bandung, Jumat (11/1).

REPUBLIKA.CO.ID, NANJUNG -- Tumpukan sampah rumah tangga masih sering terlihat di tempat pembuangan sampah (TPS) liar di sejumlah wilayah di Kabupaten Bandung. Beberapa diantaranya berada di jalan Soreang-Cipatik dan Jalan Raya Nanjung, tepatnya di jalur Cisaat, Margaasih, Senin (17/6).

Berdasarkan pantauan, sampah di jalan raya Nanjung berada ditebing jalan dan hampir masuk ke bahu jalan. Selain itu, kondisinya menganggu pemandangan para pengendara motor dan mobil yang melintas.

Sebelum Lebaran 1440 hijriah, petugas kebersihan telah membersihkan sampah dilokasi tersebut dengan menggunakan alat berat. Namun, setelah Lebaran sampah terus menumpuk yang didominasi sampah rumah tangga.

Salah seorang warga setempat, Aan (59) mengaku tebing yang berada dipinggir jalan tersebut sering digunakan sebagai TPS liar. Kondisi tersebut sudah berlangsung sejak lama bahkan sudah rutin dijadikan tempat membuang sampah oleh warga yang melintas.

"Sampah banyaknya dari yang membuang saat yang melintas jalan. Biasanya jam 2 subuh banyak yang buang sampah," ujarnya saat ditemui dilokasi TPS liar, Senin (17/6).

Tebing tersebut, menurutnya bukan tempat pembuangan sampah. Namun, masyarakat akhirnya banyak yang membuang sampah ke tempat tersebut. Ia pun mengeluhkan kondisi itu yang berlangsung sejak lama. "Sampah disini penyelesaiannya gak beres-beres," katanya.

Salah seorang warga lainnya, Dedi (30) mengaku tidak nyaman jika melintas jalan Raya Nanjung, khususnya saat melintasi tumpukan sampah. Selain tidak enak dipandang, menurutnya bau menyengat terasa saat melintasi jalur tersebut.

Ia berharap agar permasalahan sampah disana bisa segera dituntaskan. Sebab tidak sehat untuk lingkungan dan warga terdampak sekitar.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement