Sabtu 29 Jun 2019 08:44 WIB

Ozzy Osbourne Larang Trump Gunakan Lagunya untuk Politik

Ozzy Osbourne kesal lagunya dipakai sebagai musik latar video Donald Trump.

Rep: Bambang Noroyono/ Red: Reiny Dwinanda
Ozzy dan Sharon Osbourne
Foto: EPA
Ozzy dan Sharon Osbourne

REPUBLIKA.CO.ID, LONDON — Penyanyi rock legendaris asal Inggris, Ozzy Osbourne, meminta Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump tak menggunakan penggalan lagunya dalam kampanye politik. Vokalis utama grup metal Black Sabbath itu kesal mendapati Trump memakai nomor hits-nya, "Crazy Train", sebagai pengantar siaran debat lawan politiknya saat tampil di MSNBC, Kamis (27/6).

Ozzy, bersama isterinya Sharon Osbourne, menyampaikan kritiknya itu kepada Rolling Stone Magazine, Jumat (28/6). Kedunya mengatakan, penggunaan penggalan lagu "Crazy Train" merupakan aksi pencurian karena Trump tak pernah meminta izin.

“Kami mengirimkan peringatan kepada Trump dan tim kampanyenya, dan tim kampanye siapapun, bahwa mereka dilarang menggunakan karya-karya dari Ozzy Ousbourne, untuk kegiatan politik apapun,” kata Sharon, seperti dikutip dari CNN Entertainment, Sabtu (29/6).

Sharon mengatakan, lagu-lagu karya Ozzy tidak dapat digunakan untuk apapun tanpa adanya persetujuan. Ia pun menyindir dengan menyarankan agar Trump menjadikan lagu-lagu penyanyi dari AS untuk kegiatan kampanye politik.

“Kami menyarankan agar Tuan Trump, memakai karya-karya  dari Kanye West (Gold Digger), Kid Rock (I am the Bullgod), atau Ted Nugent (Stranglehold),” ujar Sharon.

Kemarahan Ozzy muncul setelah Trump mengunggah penggalan video sesaat sebelum acara debat di MSNBC. Lewat akun Twitter-nya, pada 27 Juni, Trump memberikan menyampaikan ucapan terima kasih kepada MSNBC yang dianggapnya sangat profesional. Dalam video tersebut, Trump tampak yang masuk ke arena debat diiringi penggalan lagu "Crazy Train".

"Crazy Train" adalah salah satu hit dari Ozzy pada era 1980-an. Ozzy merilis lagu tersebut lewat album solo, Bilizzard of Ozz.

Lagu tersebut, menceritakan situasi gila peradaban manusia yang saling bermusuhan dan lupa bagaimana caranya untuk saling mengasihi. Ozzy, dalam lagu tersebut, menganggap watak manusia saat itu, sebagai penyakit mental yang tak bisa disembuhkan.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement