Selasa 02 Jul 2019 02:45 WIB

40 Tewas dalam Serangan Bom di Kabul

Taliban bertanggung jawab atas serangan mematikan tersebut.

Rep: Ali Mansur/ Red: Nidia Zuraya
Tentara Afghanistan berjaga di Kabul, Afghanistan.
Foto: AP
Tentara Afghanistan berjaga di Kabul, Afghanistan.

REPUBLIKA.CO.ID, KABUL -- Sebuah ledakan bom mobil terjadi di dekat Kantor Logistik Kementerian Pertahanan Afghanistan di Kabul pada Senin (1/7). Akibat ledakan itu sedikitnya 40 orang tewas dan merusak museum perang swasta, sebuah stasiun televisi, dan sebuah sekolah dasar.

Ledakan tersebut juga melukai puluhan anak-anak. Taliban mengaku bertanggung jawab atas serangan mematikan itu. Pengakuan ini disampaikan oleh juru bicara Taliban, Zabihullah Mujahid dalam pesan twitter-nya.

Baca Juga

"Targetnya adalah instalasi teknis kementerian pertahanan. Menurut beberapa laporan, beberapa warga sipil sedikit terluka,tapi warga sipil bukanlah target," ujar Zabihullah Mujahid, seperti dikutip dari The New york Times, Senin (1/7).

Juru bicara Kementerian Pendidikan Afghantistan, Nooria Nazhat menyampaikan setidaknya 51 siswa terluka karena runtuhan bangunan sekolah akibat ledakan tersebut. Sementara juru bicara kementerian kesehatan masyarakat, Wahidullah Mayar mengatakan 105 warga sipil terluka, termasuk 26 anak-anak, terluka cukup parah dan dirawat di rumah sakit.

Selanjutnya, juru bicara kementerian dalam negeri, Nasrat Rahimi, mengatakan bahwa sebuah bom mobil meledak di dekat museum dan kompleks televisi, setelah itu para penyerang memasuki gedung kementerian pertahanan. Kemudian mereka bertempur dengan pasukan keamanan yang telah mengepungnya. Dia mengatakan salah satu warga sipil yang tewas adalah seorang anak.

Dilansir The New York Times, meskipun tidak ada indikasi bahwa stasiun televisi itu menjadi sasaran, Taliban baru-baru ini mengancam wartawan Afghanistan. Dalam sebuah pernyataan pekan yang mendapat kecaman luas, para pemberontak mengatakan wartawan yang tidak berhenti mempublikasikan apa yang mereka anggap sebagai propaganda anti-Taliban akan dianggap sebagai target yang sah.

Serangan yang dilakukan oleh Taliban itu terjadi ketika utusan Amerika mengadakan perundingan damai dengan kelompok gerilyawan Taliban di Qatar, yang bertujuan mengakhiri perang 18 tahun di Afghanistan. Perundingan tersebut salah satunya membicarakan penarikan pasukan asing hingga dialog intra-Afghanistan dan gencatan senjata yang komprehensif.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement