Jumat 19 Jul 2019 00:17 WIB

Selamat Tinggal Bambu Getah-Getih

Faktor polusi Jakarta membuat instalasi bambu Getah-Getih tidak awet.

Rep: Mimi Kartika/ Red: Indira Rezkisari
Pekerja beraktivitas di dekat karya seni instalasi dari bambu yang dibuat oleh seniman Joko Afianto, di kawasan Bundaran HI, Jakarta, Rabu (15/8). Pemprov DKI Jakarta memasang karya seni tersebut untuk memperindah Jakarta dalam rangka menyambut Asian Games 2018.
Foto: Antara
Pekerja beraktivitas di dekat karya seni instalasi dari bambu yang dibuat oleh seniman Joko Afianto, di kawasan Bundaran HI, Jakarta, Rabu (15/8). Pemprov DKI Jakarta memasang karya seni tersebut untuk memperindah Jakarta dalam rangka menyambut Asian Games 2018.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Warga Jakarta yang sehari-hari melintasi Bundaran HI mungkin akan menemukan pemandangan yang berbeda sejak Kamis (18/7). Alasannya instalasi bambu Getah-Getih yang sudah sejak Asian Games menghiasi sekitar Bundaran HI sudah tak lagi berdiri di sana.

Pada Rabu (17/7) malam, instalasi bambu Getah-Getih sudah dibongkar. Kamis pagi tak ada lagi sisa instalasi tersebut.

Sejak beberapa waktu terakhir karya seni Joko Avianto itu memang terlihat kusam. Warna bambunya tidak secemerlang saat pertama dipasang menjelang Asian Games.

Kepala Dinas Kehutanan DKI Jakarta Suzi Marsitawati mengatakan, pembongkaran instalasi bambu Getah-Getih yang ada di kawasan Bundaran Hotel Indonesia (HI) karena memang sudah waktunya. Menurut dia, karya seni itu termasuk seni publik yang tidak permanen dan bisa diganti dalam periode tertentu.

"Public art itu memang tidak harus permanen, tetapi bisa berganti-ganti dalam periode tertentu. Belum (ada karya yang akan dipasang)," ujar Suzi.

photo
Suasana lokasi Patung instalasi bambu Getih Getah yang telah dibongkar di kawasan bundaran HI, Jakarta, Kamis, (18/7/2019).

Ia mengatakan, instalasi bambu mulai rapuh karena cuaca dan dikhawatirkan runtuh. Usai dibongkar tempat bekas instalasi bambu untuk sementara akan ditanami tanaman. Hal itu dilakukan sambil menunggu jika akan ada instalasi karya lainnya.

"Sementara ditanam border semak, ground cover sambil menunggu instalasi lainnya," kata Suzi.

Pembuat instalasi bambu Getah-Getih, Joko Avianto mengaku belum ada permintaan dari Pemprov DKI untuk membuat karya lagi. Getah-Getih yang diminta Anies pun memang dipesan secara khusus untuk menyambut Asian Games 2018 lalu.

"Saya rasa belum ada pembicaraan apa-apa," kata Joko saat dihubungi. Ia menambahkan, pada awalnya instalasi bambu Getah-Getih direncanakan bertahan sampai enam bulan. Sebab, karya itu dibuat untuk sifatnya festival memeriahkan Asian Games 2018 sekaligus Hari Kemerdekaan Republik Indonesia pada bulan Agustus.

Namun, karya itu justru bertahan hingga hampir satu tahun. Seniman bambu yang karyanya sudah dipajang di kota-kota di dunia itu sudah melakukan perawatan terhadap Getah-Getih sebanyak tiga kali.

photo
Petugas Suku Dinas Kehutanan Kota Administrasi Jakarta Pusat saat mengganti tanaman rusak yang berada di sekeliling instalasi seni bambu Getah Getih di kawasan Bundaran HI, Jakarta, Ahad (23/6).

"Kalau saya sih sudah 3 kali-an ya tapi waktu itu saya bilang sampai Februari. Tapi Pak Gubernur 'nanti saja kita lihat sampai satu tahun," jelas Joko.

Ia menjelaskan, perawatan yang dilakukan dengan melapisi kembali bambu dengan cairan khusus untuk menahan air dari luar. Selain itu, diberikan semacam cat untuk kayu agar bambu Getah-Getih masih terlihat bagus.

Namun, menurutnya, kondisi cuaca juga berpengaruh terhadap kekuatan karya bertahan dalam waktu. Seperti kualitas udara dan intensitas curah hujan, karena bambu dipengaruhi keadaan lingkungan sekitarnya.

Berdasarkan pengalaman Joko membuat di beberapa kota dengan kondisi lingkungan berbeda-beda, Jakarta yang berpolusi juga menjadi faktor Getah-Getih tak berumur panjang. Dibandingkan dengan karyanya yang berada di Jerman, meski sudah satu tahun kawatnya pun masih bagus tak berkarat.

"Kalau lingkungannya sudah polutif banget ya begitu kejadiannya. Di karya saya yang lain mungkin lebih baik. Dibandingkan karya saya Jerman 2015 begitu ya satu tahun si kawat tidak karatan, masih bagus," tutur Joko.

photo
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan meninjau instalasi bambu di kawasan Bundaran HI, Jakarta, Rabu (15/8).

Anggota Komisi A DPRD DKI Jakarta, Gembong Warsono menyayangkan instalasi bambu Getah-Getih di kawasan Bundaran Hotel Indonesia (HI), Jakarta Pusat sudah dibongkar. Menurutnya, anggaran yang digunakan sebesar Rp 550 juta terasa mubazir karena karya bambu itu tak bertahan lama.

Gembong mengatakan, mulanya DPRD menyetujui anggaran untuk karya seni itu dan mengapresiasinya. Namun, ia heran saat Getah-Getih dibongkar. Menurutnya, fakta itu tak sesuai dengan yang disampaikan beberapa waktu lalu jika Getah-Getih bisa bertahan lama.

Gembong menekankan, agar Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta menggunakan anggaran lebih berhati-hati lagi. Ia selaku anggota dewan mengapresiasi sikap gubernur untuk menghidupkan kreativitas seni di Ibu Kota, tetapi harus proporsional di segala aspek.

"Seniman perlu diapresiasi, diberikan ruang juga. Cuma dalam pemilihan konten faktor utama bagi Pak Gubernur untuk bisa menampilkan ya betul-betul baik itu saja," tutur dia.

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement