Selasa 23 Jul 2019 15:56 WIB

Ingin Dapat Wagub DKI, Pengamat: PKS Harus Agresif

Politikus PKS diharapkan bisa melakukan lobi-lobi politik yang lebih luwes.

Rep: Mimi Kartika/ Red: Teguh Firmansyah
Gubernur DKI Jakarta Anies Rasyid Baswedan.
Foto: Republika/Mimi Kartika
Gubernur DKI Jakarta Anies Rasyid Baswedan.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pengamat politik UIN Syarif Hidayatullah, Adi Prayitno menilai, alotnya pemilihan wakil gubernur DKI Jakarta di DPRD karena komunikasi politik yang tidak selesai. Menurut dia, seharusnya Partai Keadilan Sejahtera (PKS) selaku partai pengusung bisa lebih agresif untuk mendorong dewan segera memutuskan rapat paripurna pemilihan wagub.

"Karena posisi wagub ini kan sebenarnya sudah jatahnya PKS, meskinya PKS lebih agresif gitu ya, lebih ngotot untuk segera diputuskan oleh rapat paripurna," ujar Adi saat dihubungi Republika.co.id, Selasa (23/7).

Baca Juga

Ia mengatakan, politikus PKS harus bisa melakukan lobi-lobi politik yang lebih luwes karena memang suara PKS di Kebon Sirih bukan mayoritas. Padahal PKS bisa membangun pemahaman antardewan agar segera melakukan pengesahan tata tertib pemilihan wagub DKI hingga rapat paripurna pemilihannya.

Ia melanjutkan, lobi politik perlu dilakukan kepada Partai Gerindra yang juga merupakan partai pengusung. Kendati Partai Gerindra telah memberikan jabatan wagub kepada kader PKS, tetapi Adi melihat saat ini ada kecenderungan Gerindra ingin mengambil posisi wagub itu.