Selasa 23 Jul 2019 20:57 WIB

201 Perguruan Tinggi di Jabar Belum Terakreditasi

LLDikti Jabar menyebut perguruan tinggi banyak yang kesulitan lakukan akreditasi

Rep: Arie Lukihardianti/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Prof Uman Suherman (kiri) dan Pengurus Yayasan BSI Naba Aji Notoseputro.
Foto: Irwan Kelana/Republika
Prof Uman Suherman (kiri) dan Pengurus Yayasan BSI Naba Aji Notoseputro.

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- LLDikti Jabar, mendorong perguruan tinggi untuk bisa bergabung dengan kampus lainnya agar pengelolaannya menjadi kuat. Menurut Kepala LLDikti Jabar dan Banten, Uman Suherman, awalnya di Jabar ada 486 perguruan tinggi. Namun, karena ada penggabungan maka sekarang jumlahnya menjadi 465.

"Jadi, banyak kampus yang bergabung menjadi universitas, jadi institut dan lainnya. Salah satunya Bhakti Kencana sekarang jadi Universitas awalnya dari 10 perguruan tinggi jadi satu," ujar Uman kepada wartawan di acara Peresmian Bhakti Kencana University sekaligus pelantikan Rektorat Bhakti Kencana University dilakukan langsung di Aula Kampus Bhakti Kencana University, Jalan Soekarno Hatta, Kota Bandung, Selasa (23/7).

Uman mengatakan, pihaknya mendorong semua kampus untuk bisa bergabung dengan yang lain. Terutama, bergabung dengan kampus yang mati enggan hidup tak mau.

"Kan Cina saja dengan penduduk yang banyak perguruan tingginya hanya sekitar 2 ribu an. Kita di Indonesia, 4.000 sekian terlalu banyak perguruan tingginya," katanya.

Selain itu, kata dia, saat ini ada 201 perguruan tinggi di Jabar yang belum terakreditasi. Sisanya, sebanyak 5 perguruan tinggi akreditasi A, akreditasi B ada 106 perguruan tinggi dan akreditasi C ada sekitar 130.

"Saya belum dapat data kampus yang banyak belum akreditasi ada dimana saja," katanya.

Namun, Uman mengakui, perguruan tinggi banyak yang memiliki kendala dalam melakukan akreditasi. Salah satunya, izin mendirikan perguruan tinggi tak semudah sekarang. "Prosesnya kalau dulu sangat lama," katanya.

Ketua Yayasan Adhi Guna Kencana H A Mulyana mengatakan Yayasan Adhi Guna Kencana memantapkan eksistensi di dunia pendidikan dengan bertransformasi menjadi Bhakti Kencana University (BKU).

Sebelumnya, sudah dikukuhkan  pada 9 April 2019 oleh  Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi Mohamad Nasir yang secara langsung menyerahkan surat keputusan  SK No. 238 / KPT / I / 2019 tentang penggabungan 10 perguruan tinggi di bawah naungan Yayasan Adhi Guna Kencana menjadi Bhakti Kencana University (BKU).

A Mulyana menjelaskan, 10 perguruan tinggi yang melebur menjadi BKU adalah Sekolah Tinggi Farmasi Bandung (STFB), Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (STIKes) Bhakti Kencana, Akademi Keperawatan (Akper) Bhakti Kencana, Akademi Kebidanan (Akbid) Bidara Mukti, STIKes Mitra Kencana,  Akbid Bhakti Kencana Mataram, Akper Royhan, STIKes Uniska, Akbid Bhakti Purna Husada, dan Akbid Bhakti Nugraha.

"BKU memiliki visi menjadi lembaga pendidikan yang mandiri, unggul, berbudaya, dan berdaya saing untuk meningkatkan kualitas hidup bangsa Indonesia dengan Falsafah "JAYA" yaitu BKU yang Jujur, Amanah, Yakin, dan Adaptif," paparnya.

Menurut Mulayana, bernaung di bawah yayasan pendidikan yang beroperasi sejak 1998, pihaknya sudah mencetak ribuan tenaga profesional pada bidang kesehatan, BKU  menjadikan disiplin ilmu kesehatan sebagai  karakter utama keilmuan dan pendidikan. Karakter utama inilah yang kemudian menjadi  unique value preposition (UVP)  lembaga. Dengan demikian, kredibilitas sebagai kampus kesehatan merupakan karakter terkuat Bhakti Kencana University.

Dikatakannya, Program Studi D3, S1, dan profesi apoteker tersedia pada Fakultas Farmasi. Program sudi D3, S1, dan profesi Ners tersedia pada Fakultas Keperawatan, sementara Prodi D3 Kebidanan, S1 Kesehatan Masyarakat, dan D4 Kep. Anestesiologi tersedia pada Fakultas Kesehatan.

Untuk menjawab tantangan mencetak SDM berkualitas pada berbagai bidang, kata A Mulyana, BKU tidak hanya menyediakan program studi kesehatan. Namun, Program Studi Psikologi dan Ilmu Komunikasi juga tersedia pada Fakultas Sosial.

"Kami memperluas area kampus di berbagai daerah, bahkan sedang membangun lagi kampus terpusat di Kota Bandung," katanya.

Di tempat yang sama, Rektor Bhakti Kencana University Entris Sutrisno, BKU memiliki rencana pengembangan program studi yang menunjang bidang kesehatan. Selain itu, BKU mengembangkan pola pendidikan colaborative inter professional education untuk meningkatkan kualitas kehidupan masyarakat, khususnya pada bidang kesehatan.

Entris menjelaskan, informasi mengenai persyaratan, prosedur, dan pelaksanaan penerimaan mahasiswa baru BKU dikoordinasikan melalui pusat penerimaan mahasiswa baru (PPMB), sebuah unit di bawah universitas. Unit ini memberikan pendampingan kepada calon mahasiswa untuk bisa memilih program studi sesuai minat dan potensi. Sistem PMB terpusat dapat diakses setiap saat di http://pmb.bku.ac.id. Ujian dilakukan dengan sistem komputerisasi atau  computer based test (CBT).

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement