Selasa 23 Jul 2019 22:00 WIB

Mengenal Lebih Dini Penyakit Hepatitis A

PKU Muhammadiyah Solo mengedukasi keluarga pasien mengenai penyakit hepatitis A.

Rep: Binti Sholikah/ Red: Dwi Murdaningsih
Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Solo menggelar pojok edukasi sehat bertema Mengenal Hepatitis A dalam rangka Hari Anak Nasional, di selasar Ruang Rawat Inap Anak Arofah, Selasa (23/7).
Foto: Dok Humas RS PKU Muhammadiyah Solo
Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Solo menggelar pojok edukasi sehat bertema Mengenal Hepatitis A dalam rangka Hari Anak Nasional, di selasar Ruang Rawat Inap Anak Arofah, Selasa (23/7).

REPUBLIKA.CO.ID, SOLO - Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Solo menyelenggarakan kegiatan pojok edukasi sehat bertema Mengenal Hepatitis A, Selasa (23/7). Kegiatan dalam memperingati Hari Anak Nasional setiap 23 Juli dan Hari Hepatitis Sedunia setiap 23 Juli tersebut diikuti oleh 40 peserta yang merupakan keluarga dan penunggu pasien.

Kegiatan tersebut juga berlatar belakang kasus Kejadian Luar Biasa (KLB) Hepatitis A di Kabupaten Pacitan, Jawa Timur, beberapa waktu lalu. Dokter spesialis anak di RS PKU Muhammadiyah Solo, Dina Rismawati menjelaskan, beberapa gejala hepatitis A antara lain, demam, lemas, nafsu makan turun, mual, muntah, diare, dan nyeri perut.

Baca Juga

Selain itu, gejala paling khas sekali terjadi kuning di bagian putih mata atau di kulit. Jika sudah terjadi komplikasi, maka urinnya akan berwarna keruh seperti teh. Hal itu menandakan sudah terjadi sumbatan di hati.

Penularan hepatitis A melalui jalur fecal oral antara lain dari feses, serta makanan dan air yang terkontaminasi. Makanan atau air yang tidak dimasak dengan matang akan menyebabkan virus masuk ke tubuh. Selain itu, adanya masalah sanitasi.

"Kalau interaksi dengan pasien hepatitis harusnya enggak menular karena kan fecal oral. Tapi kalau misalnya bersalaman, virus hepatitis A ternyata bisa bertahan di tangan sampai empat jam. Misalnya kita habis salaman sama pasien hepatitis A kemudian kita makan ya bisa masuk ke dalam tubuh kita," ujar dia, kepada Republika.co.id sesuai acara edukasi.

Cara pencegahan agar tidak tertular hepatitis A dengan memperbaiki sanitasi, antara lain menjaga kebersihan, mencuci tangan dengan baik dan benar, kemudian makanan dan air dimasak dengan matang.

Selain itu, imunisasi hepatitis A dan suntik vaksin yang telah disediakan di setiap rumah sakit. Imunisasi diberikan dua kali biasanya mulai usia dua tahun, dengan selisih enam sampai 12 bulan.

Sedangkan gejala hepatitis A pada orang dewasa lebih berat. Menurutnya, gejala hepatitis A pada anak di bawah usia enam tahun kadang tidak bergejala, gejala ringan bahkan sembuh sendiri. Tapi untuk anak-anak di atas enam tahun atau dewasa biasanya lebih berat.

"Anak di bawah enam tahun kuningnya paling cuma 30 persen tapi kalau anak di atas enam tahun gejala kuningnya bisa sampai 70 persen bahkan hatinya membesar bisa sampai 80 persen," ungkapnya.

Dina menambahkan, penyakit hepatitis A bisa menyebabkan kematian kalau kondisinya sudah parah. Misalnya ada gagal hati, atau sebelumnya sudah terkena Hepatitis B atau C kemudian terkena hepatitis A.

Hal itu bisa menyebabkan pendarahan, penurunan kesadaran, virusnya bisa sampai ke otak. Selain itu, hepatitis A yang terkena ke luar hati yang diserang bukan hanya hati atau liver tapi sampai kulit, jantung, ginjal, sehingga terjadi komplikasi pada organ lain.

Setelah pembekalan yang dilakukan dokter Dina, peserta dan panitia diajak untuk belajar mencuci tangan dengan benar menggunakan hand wash atau hand rub yang dipimpin Yayuk selaku perwakilan dari IPCN (Perawat khusus bidang infeksi) Tim Pencegahan dan Pengendalian Infeksi.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement