REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua DPP Partai Golkar Ace Hasan menilai tidak mudah menambah partai dalam koalisi partai pendukung Pemerintah atau Koalisi Indonesia Kerja (KIK). Ace beralasan, butuh waktu dan penyesuaian antara partai yang sudah bergabung dengan partai yang hendak masuk tersebut.
Ini disampaikan Ace menyusul wacana bergabungnya partai pengusung Prabowo Subianto dengan koalisi partai Pemerintah. "Tidak hanya cukup bertemu dengan salah satu parpol koalisi, perlu penyesuaian visi, misi, program dan arah startegi pencapaian yang pada Pilpres yang lalu berbeda secara diametral," ujar Ace saat dihubungi wartawan, Ahad (28/7).
Karenanya, Ace menilai terkait penambahan partai dalam koalisi, akan dibicarakan bersama para Ketua Umum partai politik pendukung pemerintah. Menurut Ace, berkoalisi tidak hanya mengumpulkan partai semata, tetapi bagaimana membangun koalisi yang solid dan kuat.
"Kami ingin koalisi yang sudah solid, kuat dan nyaman ini tidak ingin mengalami hambatan psikologis-politis yang dapat mengganggu jalannya pemerintahan Jokowi-Kiai Ma’ruf di dalam pemerintahan untuk merealisasikan janji-janji kampanyenya," kata dia.
Ia menilai, Koalisi Indonesia Kerja (KIK) yang ada saat ini sudah solid, kuat dan nyaman. Sehingga, Ace menilai dengan koalisi tersebut sudah cukup untuk mengawal Pemerintahan Jokowi-Ma'ruf mendatang.
"Tentu kami cukup untuk terus mengawal pemerintahan Jokowi-Kiai Ma’ruf dengan sebaik-baiknya untuk lima tahun ke depan. Selama ini koalisi kami telah bersama-sama berjuang memenangkan pasangan Jokowi-Kiai Ma’ruf dengan saling melengkapi," ujar Ace.
Ace menjelaskan, termasuk dalam hal merumuskan visi dan misi untuk kemajuan bangsa Indonesia sebagaimana ditawarkan kepada masyarakat melalui kampanye Pilpres.
Sebelumnya, Wakil Ketua Umum Gerindra Ferry Juliantono menyebut adanya peluang untuk bergabung dengan koalisi Joko Widodo (Jokowi). Peluang itu tergantung pada sikap Jokowi sebagai presiden terpilih.