Senin 05 Aug 2019 11:15 WIB

Jarak Pandang di Pekanbaru 1,5 Kilometer

Kota Dumai juga kena paparan asap kebakaran hutan dan lahan.

Asap pekat mengepul ketika terjadi kebakaran lahan gambut di Pekanbaru, Riau, Kamis (1/8/2019).
Foto: Antara/Rony Muharrman
Asap pekat mengepul ketika terjadi kebakaran lahan gambut di Pekanbaru, Riau, Kamis (1/8/2019).

REPUBLIKA.CO.ID, PEKANBARU -- Asap kebakaran hutan dan lahan menurunkan jarak pandang di Kota Pekanbaru menjadi 1,5 kilometer, Senin (5/8). "Jarak pandang pada pagi ini 1,5 kilometer atau 1.500 meter dengan kondisi udara berasap," kata Staf Analisa Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Pekanbaru, Yasir.

Ia mengatakan wilayah Kota Dumai juga kena paparan asap kebakaran hutan dan lahan (karhutla) sehingga jarak pandang menurun menjadi sekitar lima kilometer. Yasir menjelaskan, asap yang kini menyelimuti wilayah Pekanbaru berasal dari kebakaran hutan dan lahan yang terjadi di Kabupaten Siak dan Indragiri Hilir.

Baca Juga

"Angin masih berhembus dari arah tenggara dan selatan. Asap yang sekarang menyelimuti Pekanbaru berasal dari kebakaran di Siak dan Indragiri Hilir yang berada di tenggara Pekanbaru," katanya.

Menurut citra satelit pada pukul 06.00 WIB terpantau ada 65 titik panas indikasi awal karhutla di Sumatera. Riau masih mendominasi dengan 30 titik panas. Di Riau titik panas paling banyak ada di Indragiri Hilir (14) disusul Siak (10), Kepulauan Meranti (5), Indragiri Hulu (2), dan Rokan Hilir (2). Dari seluruh titik panas yang ada di Riau, ada 19 yang merupakan titik api. Titik api paling banyak ada di Indragiri Hilir, sebanyak delapan titik.Titik panas juga terdeteksi di Jambi (12), Bangka Belitung (4), Lampung (10), Sumatra Selatan (5), dan Kepulauan Riau (satu).

sumber : Antara
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement