Kamis 08 Aug 2019 11:44 WIB

Asap Menyengat Masuk ke Rumah Warga Jambi Saat Malam

Kebakaran lahan gambut sudah berlangsung selama 11 hari.

Petugas Manggala Agni Daops Kota Jambi saat mengupayakan pemadaman kebakaran lahan gambut di Kumpeh Ulu, Muarojambi, Jambi, Selasa (6/8/2019).
Foto: Antara/Wahdi Septiawan
Petugas Manggala Agni Daops Kota Jambi saat mengupayakan pemadaman kebakaran lahan gambut di Kumpeh Ulu, Muarojambi, Jambi, Selasa (6/8/2019).

REPUBLIKA.CO.ID, JAMBI -- Api terlihat masih membakar lahan gambut di Desa Sipin Teluk Duren, Kecamatan Kumpeh Ulu, Kabupaten Muarojambi, Kamis (8/8) atau hari ke-11 kebakaran di areal itu. Warga desa setempat menyebut asap masuk rumah dan terasa menyengat pada malam hari mulai pukul 22.00 WIB.

"Sejak lima malam terakhir, asap dari kebakaran baru turun masuk rumah pada malam hari sekitar pukul 22.00 WIB, kalau sudah pagi tidak ada. Mungkin karena pada malam hari tidak ada angin," kata Zulkarnain, warga Desa Sipin Teluk Duren ditemui di lokasi kebakaran, Kamis.

Baca Juga

Zulkarnain menyebut lahan gambut yang terbakar sebagian milik masyarakat dan warga berusaha agar api tidak merambat ke areal perkebunan perusahaan tempat mereka bekerja. Lahan yang terbakar milik masyarakat itu tidak merambat ke lahan perusahaan karena ada kanal pembatas.

Pantauan di lapangan, Satgas Karhutla terdiri dari TNI, Polri, BPDB, Dishut, Manggala Agni dan masyarakat terus berupaya memadamkan api di lahan gambut baik melalui udara maupun darat. Meski api padam, pendinginan tetap dilakukan mengingat jika di lahan gambut api membakar sampai ke bawah. Apalagi kedalaman gambut di daerah itu ada yang mencapai lima meter.

Kepala Badan Restorasi Gambut (BRG) Republik Indonesia, Nazir Foead juga terlihat memantau kebakaran di Desa Sipin Teluk Duren tersebut. Bahkan ia juga ikut melakukan pendinginan dengan menyemprotkan air di lahan gambut yang terbakar.

"Dari laporan kawan-kawan, ini hari ke-11 masih terbakar. Tim Satgas masih fokus menggunakan air di sekat ini untuk memadamkan api sekitar 200 meter. Kemudian sudah aman mereka lebih ke dalam lagi, namun jauh dari kanal dan harus membuat sumber air baru," katanya.

Dia menyebut lahan gambut yang terbakar belum masuk program BRG, namun dirinya memastikan lahan yang terbakar tahun depan akan masuk program untuk pemeliharaan agar tidak terjadi lagi kebakaran. Caranya dengan membuat titik-titik sumur bor agar jika ada api langsung dipadamkan.

"Kita tahun ini membantu membasahi. Ini darurat kita padamkan dulu nanti untuk tahun depan BRG akan membuat program memulihkan tata gambutnya untuk membasahi seperti pembuatan sumur bor," kata Nazir.

Sebelumnya, Dansatgas Karhutla Jambi, Elphis Rudi mengatakan 36 hektare area yang terbakar di Desa Sipin Teluk Duren yang berbatasan dengan Desa Arang-Arang merupakan lahan masyarakat. Tim pemadam sudah berhasil memadamkan sekitar 29 hektare lahan yang terbakar.

"Kalau saya lihat ini memang ada unsur kesengajaan dalam membakar lahan," katanya.

Elphis mengimbau seluruh warga dan pengelola perusahaan perkebunan tidak membuka lahan dengan cara membakar karena selama musim kemarau api sekecil apa pun dapat merambat dengan cepat.

sumber : Antara
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement