Kamis 15 Aug 2019 12:25 WIB

44 Wilayah di NTT Alami Kekeringan Ekstrem

44 wilayah yang kekeringan tersebar di 13 kabupaten/kota NTT.

Rep: Antara/ Red: Indira Rezkisari
Ilustrasi kekeringan.
Foto: ANTARA FOTO/Abriawan Abhe
Ilustrasi kekeringan.

REPUBLIKA.CO.ID, KUPANG -- Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) melaporkan, 44 wilayah di Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) mengalami kekeringan ekstrem. Kekeringan ekstrem artinya hujan sudah tidak turun lebih dari 60 hari.

"Ke-44 wilayah tersebut tersebar di 13 kabupaten/kota yang ada di provinsi berbasis kepulauan ini," kata Kepala BMKG Stasiun Meteorologi Kelas II Kupang, Apolinaris Geru, Kamis (15/8).

Baca Juga

"Berdasarkan monitoring hari tanpa hujan berturut-turut (HTH) dasarian I Agustus 2019, Provinsi Nusa Tenggara Timur pada umumnya mengalami HTH dengan kategori sangat panjang (31-60 hari) hingga kekeringan ekstrem (lebih dari 60 hari)," katanya.

Bahkan beberapa wilayah di NTT yang sudah mengalami hari tanpa hujan dengan kategori kekeringan ekstrem (>60 hari), katanya. Wilayah-wilayah yang masuk kategori kekeringan ekstrem itu adalah sekitar Waepana di Kabupaten Ngada, sekitar Danga dan Rendu di Nagekeo.

Lalu wilayah sekitar Nanganio dan Wolojita di Kabupaten Ende, wilayah sekitar Stamet Maumere, Magepanda dan Waigete) di Kabupaten Sikka. Disambung wilayah sekitar Stamet Larantuka dan Konga di Kabupaten Flores Timur, wilayah sekitar Wulandoni di Kabupaten Lembaga, wilayah sekitar Kabukarudi di Kabupaten Sumba Barat.

Wilayah lain adalah sekitar Waingapu, Melolo, Wanga, Kanatang, Kawangu, Tanarara, Lambanapu, Rambangaru, Kamanggih dan Ori Angu di Kabupaten Sumba Timur.

Kekeringan juga di wilayah sekitar Stamet Tardamu dan Daieko di Kabupaten Sabu Raijua, wilayah sekitar Stamet Leukunik, Papela, Busalangga dan Batutua di Kabupaten Rote Ndao.

Wilayah sekitar Penfui, Bakunase, Oepoi dan Mapoli di Kota Kupang, sekitar Oekabiti, Lelogama, Oelnasi dan Sulamu di Kabupaten Kupang dan sekitar Lurasik di Kabupaten Timor Tengah Utara juga kekeringan. Selain itu juga di wilayah sekitar Atambua, Fatubenao, Umarese, Fatukmetan, Fatulotu, Wedomu dan Haekesak di Kabupaten Belu, wilayah yang berbatasan dengan negara Timor Leste.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَلَقَدْ اَرْسَلْنَا رُسُلًا مِّنْ قَبْلِكَ مِنْهُمْ مَّنْ قَصَصْنَا عَلَيْكَ وَمِنْهُمْ مَّنْ لَّمْ نَقْصُصْ عَلَيْكَ ۗوَمَا كَانَ لِرَسُوْلٍ اَنْ يَّأْتِيَ بِاٰيَةٍ اِلَّا بِاِذْنِ اللّٰهِ ۚفَاِذَا جَاۤءَ اَمْرُ اللّٰهِ قُضِيَ بِالْحَقِّ وَخَسِرَ هُنَالِكَ الْمُبْطِلُوْنَ ࣖ
Dan sungguh, Kami telah mengutus beberapa rasul sebelum engkau (Muhammad), di antara mereka ada yang Kami ceritakan kepadamu dan di antaranya ada (pula) yang tidak Kami ceritakan kepadamu. Tidak ada seorang rasul membawa suatu mukjizat, kecuali seizin Allah. Maka apabila telah datang perintah Allah, (untuk semua perkara) diputuskan dengan adil. Dan ketika itu rugilah orang-orang yang berpegang kepada yang batil.

(QS. Gafir ayat 78)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement