Jumat 16 Aug 2019 04:09 WIB

Khofifah: Kapal Rumah Sakit Banyak Diminati di Jatim

Dengan adanya kapal rumah sakit, warga terlayani lebih merata dan berkualitas.

Rep: Rahayu Subekti/ Red: Friska Yolanda
Menteri Kesehatan Nila Moeloek (kedua kiri), Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi (kedua kanan) dan Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa (kanan) serta Dekan Fakultas Kedokteran Unair Soetojo (kiri) meninjau fasilitas kesehatan Rumah Sakit Terapung di Pelabuhan Kalianget, Sumenep, Jawa Timur, Kamis (15/8/2019).
Foto: Antara/Zabur Karuru
Menteri Kesehatan Nila Moeloek (kedua kiri), Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi (kedua kanan) dan Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa (kanan) serta Dekan Fakultas Kedokteran Unair Soetojo (kiri) meninjau fasilitas kesehatan Rumah Sakit Terapung di Pelabuhan Kalianget, Sumenep, Jawa Timur, Kamis (15/8/2019).

REPUBLIKA.CO.ID, SUMENEP -- Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa mengungkapkan kapal rumah sakit terapung banyak diminati para pemerintah daerah di Jawa Timur. Padahal Kemenhub baru saja menghibahkan dua kapal kepada Kementerian Kesehatan dan Pemerintah Provinisi Jawa Timur hari ini (15/8) untuk dijadikan kapal penumpang sekaligus kapal rumah sakit terapung. 

"Wali kota Probolinggo ketika mendengar langsung in then. Nah, Bupati Sampang juga. Makanya ini kita maksimalkan memberikan yang terbaik bagi masyarakat Jawa Timur," kata Khofifah usai menghadiri pelepasan kapal rumah sakit terapung di Pelabuhan Kalianget, Sumenep, Kamis (15/8).

Khofifah menambahkan bahkan Universitas Airlangga dan ITS Surabaya juga ingin berkontribusi dalam mendukung operasional rumah sakit terapung tersebut. Salah satunya untuk mendukung kebutuhan dokter dan pelayanan medis di rumah sakit terapung. 

Dia menuturkan khususnya warga Sumenep sudah sangat mengharapkan adanya fasilitas transportasi laut dan kesehatan yang sangat diharapkan di wilayah kepulauan. "Mereka ingin ada rumah sakit, mereka ingin terlayani lebih merata dan berkualitas," ujar Khofifah. 

Untuk itu, Khofifah sangat mengharapkan dengan dioperasikannya kapal rumah sakit terapung. Sebab kapal tersebut tidak hanya melayani transportasi antarpulau di Madura namun juga memberikan layanan kesehatan bahkan hingga tindakan operasi. 

photo
Menteri Kesehatan Nila Moeloek (kedua kiri) bersama Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi (tengah) dan Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa (kanan) serta Dekan Fakultas Kedokteran Unair Soetojo (kiri) meninjau fasilitas kesehatan Rumah Sakit Terapung di Pelabuhan Kalianget, Sumenep, Jawa Timur, Kamis (15/8/2019).

Khofifah mengharapkan hal tersebut bisa memberikan layanan kesehatan lebih baik, berkualitas, dan merata. "Kapal ini bisa merapat untuk memberikan tindakan-tindakan tertentu ketika harus melakukan operasi," ungkap Khofifah.

Sementara itu, Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi merencanakan kapal rumah sakit tidak hanya ada di Provinsi Jawa Timur namun juga wilayah lain yang membutuhkan. Meskipun begitu, Budi mengakui Jawa Timur merupakan provinsi yang sangat sesuai untuk pertama kalinya Kemenhub membuat percontohan kapal rumah sakit terapung. 

"Jawa Timur adalah provinsi yang sangat kompeten dalam melaksanakan kegiatan-kegiatan ini maka kita memilih Jawa Timur sebagai contoh. Semoga apa yang kita lakukan ini bisa menjadi contoh di tempat-tempat yang lain," jelas Budi. 

Sebelumnya, Kemenhub hari ini (15/8) resmi melepas dua kapal rede menjadi kapal rumah sakit terapung di Pelabuhan Kalianget, Sumenep, Jawa Timur hari ini (15/8). Kedua kapal tersebut yakni KM Gandha Nusantara 1 dan KM Gandha Nusantara 2. 

"Kita ingin Sumenep menjadi percontohan di mana yang tadinya banyak masalah terkait angkutan kapal, sekarang menjadi contoh (tak hanya konektivitas namun juga fasilitas kesehatan," kata Budi di Pelabuhan Kalianget, Sumenep, Kamis (15/8). 

Budi menjelaskan setiap tahunnya Kemenhub memproduksi kapal rede dan dioperasikan di beberapa tempat perairan Indonesia. Sebelumnya, kata dia, kapal rede tersebut hanya berfungsi sebagai moda transportasi namun beberapa diantaranya akan dimaksimalkan untuk mendukung layanan kesehatan di pulau-pulau. 

Dia menuturkan dalam operasinya, kedua kapal yang juga menjadi rumah sakit terapung juga tetap melayani masyarakat yang akan menyebrang di pulau-pulau yang ada di Madura. "Pagi hari paling tidak bisa mengangkut 20 sampai 30 orang, tapi ada fungsi rumah sakit. Ada waktu kosong di sore dan malam hari (sebagai rumah sakit terapung)," jelas Budi. 

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَلَقَدْ اَرْسَلْنَا رُسُلًا مِّنْ قَبْلِكَ مِنْهُمْ مَّنْ قَصَصْنَا عَلَيْكَ وَمِنْهُمْ مَّنْ لَّمْ نَقْصُصْ عَلَيْكَ ۗوَمَا كَانَ لِرَسُوْلٍ اَنْ يَّأْتِيَ بِاٰيَةٍ اِلَّا بِاِذْنِ اللّٰهِ ۚفَاِذَا جَاۤءَ اَمْرُ اللّٰهِ قُضِيَ بِالْحَقِّ وَخَسِرَ هُنَالِكَ الْمُبْطِلُوْنَ ࣖ
Dan sungguh, Kami telah mengutus beberapa rasul sebelum engkau (Muhammad), di antara mereka ada yang Kami ceritakan kepadamu dan di antaranya ada (pula) yang tidak Kami ceritakan kepadamu. Tidak ada seorang rasul membawa suatu mukjizat, kecuali seizin Allah. Maka apabila telah datang perintah Allah, (untuk semua perkara) diputuskan dengan adil. Dan ketika itu rugilah orang-orang yang berpegang kepada yang batil.

(QS. Gafir ayat 78)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement