REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Grab berkomitmen terus meningkatkan penetrasi pasar transportasi. Salah satunya, dengan meningkatkan jumlah dan akurasi titik penjemputan.
Menurut Senior Manager Area Marketing Grab Indonesia Hery Yulianto, saat ini perusahaannya telah memiliki 5 juta titik penjemputan di seluruh Indonesia. Perusahaannya pun, terus berusaha memperbesar market transportasi dengan terus memberikan kemudahan. Salah satu langkah yang diambil yaitu terus mengakurasi titik penjemputan.
“Kami memiliki lebih dari 90 orang tim pemetaan khusus di Indonesia yang akan membangun point of interest (POI) dan titik hijau sebagai lokasi penjemputan," ujar Hery dalam siaran persnya, Jumat (16/8).
Menurut Hery, mengakurasi titik penjemputan ini akan memudahkan proses perjalanan mitra pengemudi dan penumpang Grab. Tim itu, akan melakukan pemetaan. Mereka juga mengidentifikasi dan menciptakan titik penjemputan baru di berbagai lokasi di Indonesia.
Walaupun, kata dia, saat ini, Grab telah memiliki lebih dari 5 juta titik penjemputan di seluruh Indonesia. Titik penjemputan tersebut, berada di 224 kota dari Sabang hingga Merauke.
Grab Indonesia juga telah memiliki ratusan ribu mitra pengemudi. Sementara di Asia Tenggara, Grab telah terhubung dengan 9 juta mitra pengemudi dan agent. Aplikasi Grab telah diunduh sebanyak lebih dari 155 juta orang.
Menurutnya, berdasarkan hasil penelitian Riset Centre for Strategic and International Studies (CSIS) dan Tenggara Strategics, Grab telah berkontribusi sebesar Rp48,9 triliun rupiah bagi perekonomian Indonesia di tahun 2018. "Bisnis layanan pesan-antar makanan GrabFood juga berkembang pesat dengan volume pengiriman tumbuh hampir 10 kali lipat," katanya.
Untuk meningkatkan kepercayaan pasar, kata dia, baru-baru ini Grab meluncurkan kampanye Anti Ngaret di Bandung. Di mana, GrabBike memberikan dukungan bagi para pejuang #Anti Ngaret di Indonesia. Kampanye ini hadir dengan semangat untuk mendukung setiap orang agar lebih tepat waktu.
Karena, kata dia, saat ini ada banyak juga masyarakat Indonesia yang justru tak ingin terjebak dalam kebiasaan terus-terusan mengulur waktu. "Kami selalu berusaha semaksimal mungkin agar bisa mencapai tujuan dengan on time," katanya.