REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) Imam Nahrawi membuka acara santri preneur di Bali pada Kamis (22/8). Dia hadir dalam acara itu bersama beberapa tokoh nasional dan daerah provinsi Bali.
Selanjutnya dengan diiringi oleh penari tari legong, para tamu undangan berjalan memasuki ruang opening ceremony Santripreneur Lintas Agama 2019 (20/08).
Ketua pelaksana santripreneur, Fajar Asti menjelaskan bahwa pada perkembangan saat ini posisi santri berpengaruh besar dalam membangun perekonomian bangsa. Hal itu mereka lakukan melalui usaha-usaha yang dibangun di kawasan pesantren maupun paska mereka lulus sebagai alumni santri.
Terdapat beberapa kategori yang telah ditetapkan oleh panitia mulai dari kuliner, fashion sampai produk inovasi berbentuk aplikasi. Selanjutnya tidak hanya bazar, peserta yang terdiri dari berbagai santri dari lintas agama. Karena Fajar meyakini dan menjelaskan kepada seluruh audien bahwa tidak hanya Islam yang memiliki konsep pendidikan berbasis pesantren, namun Hindu, Budha, Protestan, Katolik dan Konghucu pun mengaplikasikan konsep pondok dan santri.
Menteri Imam Nahrowi menyampaikan bahwa semua kalangan harus mendorong siapapun untuk menjadi pewirausaha. Ia berkeyakinan bahwa banyak ladang dakwah yang bisa dijadikan ladang pengabdian untuk santri terutama di dalam bisnis dan usaha.
Pembukaan santripreneur di Bali
“Santri harus berani berinovasi setiap saat dan dimanapun berpijak pemuda tidak boleh hanya dijadikan komoditi/target pasar, namun harus berani bersaing sebagai produsen berbagai produk yang dapat dikembangkan menjadi unggul, besar dan maju”.
Acara dilanjutkan pemukulan gong dan pemotongan pita sebagai simbol dibukanya Santripreneur lintas agama dan bazar produk unggulan. Sebelum mengakhiri kunjungannya, Imam menyempatkan berkeliling stand bazar dan mendengarkan berbagai konsep dari para peserta bazar.