Sabtu 31 Aug 2019 11:56 WIB

Lubang Tambang di Calon Ibu Kota

Ibu kota baru akan berada di Kecamatan Samboja, Kukar, dekat dengan Selat Makassar.

Pemindahan ibu kota
Foto: twitter @jokowi
Pemindahan ibu kota

REPUBLIKA.CO.ID, Hingga hari kelima setelah pengumuman pemindahan ibu kota negara yang baru, belum ada penjelasan dari pemerintah mengenai di bagian Penajam Paser Utara atau Kutai Kartanegara tepatnya ibu kota akan berada. Sejauh ini, menurut Bupati Penajam Paser Utara Abdul Gafur Mas'ud, ada empat kecamatan di wilayahnya yang siap dijadikan lokasi ibu kota negara, yakni Penajam, Waru, Babulu, dan Sepaku.

Tim Antara menyusuri daerah perbatasan Penajam Paser Utara dan Kutai Kartanegara pada hari ketiga setelah pengumuman Presiden Joko Widodo untuk menelusuri lokasi potensial tersebut. Tim mulai berkendara sekira pukul 08.45 WITA ke arah barat laut dari pusat Kota Balikpapan melewati Jalan Balikpapan-Samarinda hingga mencapai KM 38, yang masuk dalam wilayah Kecamatan Samboja.

Dari sana, tim tidak segera berbelok mengarah ke perbatasan Penajam Paser Utara dengan Kutai Kartanegara, tetapi mengambil Jalan Sungai Merdeka-Samboja hingga menemukan proyek pembangunan jalan tol Balikpapan-Samarinda di Kelurahan Sungai Merdeka. Lokasi itu mungkin akan menjadi satu dari empat gerbang jalan tol Balikpapan-Samarinda sekaligus akses menuju calon ibu kota baru.

Bagus Anggoro (44 tahun), warga RT 04 Sungai Merdeka, saat ditemui di rumahnya yang berjarak sekitar 20 sampai 30 meter dari calon gerbang jalan tol itu, mengatakan bahwa dia baru membeli tanah untuk membangun rumah. Dia menyadari cepat atau lambat tempat tinggal keluarganya akan ikut tergusur jika ada perluasan jalan tol.

Karena itu, ia memutuskan mencari lahan lain untuk tempat tinggal. Tidak terlihat angkutan publik yang melintas di jalanan depan rumah Bagus.

Jalan tembus dari Jalan Balikpapan-Samarinda ke Jalan Balikpapan-Samboja yang mengarah ke Tanah Merah-Tanjung Harapan yang berhadapan langsung dengan Selat Makassar ramai dilalui kendaraan. Menurut informasi awal yang diperoleh, ibu kota baru akan berada di wilayah Kecamatan Samboja, Kutai Kartanegara, sehingga lebih dekat dengan Selat Makassar.

Namun, kemudian Presiden mengumumkan lokasinya ada di sebagian wilayah Penajam Paser Utara dan Kutai Kartanegara. Bagus, yang berasal dari Kediri, Jawa Timur, mengatakan, Kecamatan Samboja sangat luas. Wilayahnya mencakup Kawasan Hutan Lindung Bukit Soeharto. "Jadi, jangan samakan luasan kecamatan di Pulau Jawa. Di kalimantan, kecamatan itu luas," kata dia.

Dari Kecamatan Samboja, tim melanjutkan perjalanan ke perbatasan Penajam Paser Utara dan Kutai Kartanegara. Hanya sekitar 10-15 menit berkendara dari simpang KM 38, terlihat marka peringatan untuk tidak memberi makan beruk liar yang kerap melintas dan bergerombol di tepi jalan, yang berada tak jauh dari demplot tanaman obat dan ulin milik Badan Litbang dan Teknologi KLHK.

Selanjutnya, mulai terlihat pula lubang-lubang tambang batu bara yang masih aktif ataupun yang sudah selesai dieksploitasi. Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas Bambang Brodjonegoro sempat memaparkan, lubang-lubang tambang tersebut akan tercakup dalam rencana pengembangan daerah resapan dan tampungan air sebagai habitat kehidupan liar perkotaan.

Sementara itu, kawasan di sepanjang Jalan Samboja-Sepaku mayoritas berupa hutan berselang-seling dengan kebun warga yang ditanami pisang, buah naga, lada, hingga kelapa sawit. Saat ruas jalan aspal yang sisi kiri dan kanannya banyak terkelupas itu mulai menanjak, kadang tampak pula lanskap hutan "berlapis-lapis" di kejauhan, memperlihatkan bentang alam Samboja.

Setelah berkendara menempuh jarak 59 kilometer dalam waktu sekitar 1,5 jam dari Kota Balikpapan, tim memasuki Desa Semoi Dua di Kecamatan Sepaku, Penajam Paser Utara. Menurut warga asli Desa Semoi Dua, H Lasmuin, desanya merupakan salah satu dari dua wilayah di kabupaten tersebut yang berbatasan langsung dengan Kabupaten Kutai Kartanegara. Tepatnya, berbatasan dengan Kelurahan Sungai Merdeka.

Desa Semoi Dua merupakan desa paling ujung di wilayah Kabupaten Penajam Paser Utara. Jaraknya sekitar tiga jam perjalanan dari pusat pemerintahan kabupaten melalui jalur Jalan Samboja-Sepaku. Desa yang berada tidak terlalu jauh dari akses menuju Kawasan Wisata Alam Bukit Bangkirai dan HTI yang dikelola PT Inhutani I Unit Balikpapan itu disebut-sebut sebagai titik awal pengembangan calon lokasi ibu kota baru.

Lasmuin sudah mendengar perihal pemindahan ibu kota negara ke perbatasan Kecamatan Sepaku dan Samboja. "Positif lah, namanya ibu kota, daerah akan lebih maju dan ramai. Secara pribadi biasa saja lah, ya kita lihat saja ke depan," kata Lasmuin.

Transmigran asal Bojonegoro yang sudah 41 tahun menetap di Desa Semoi Dua itu bertanya-tanya, sebenarnya lahan yang mana yang akan digunakan untuk membangun ibu kota baru. Hal itu mengingat semua tanah di sekitar desanya milik warga.

Pria yang sejak SD sudah ikut bertransmigrasi ke Semoi Dua itu kemudian mengangguk-anggukkan kepala ketika mendengar informasi bahwa mungkin saja ibu kota baru akan dibangun di lahan-lahan hutan produksi yang merupakan hutan negara. "Hutan di seberang jalan itu sudah Bukit Soeharto. Tapi, kalau hutan produksi di sini, masuk akal kalau Inhutani," ujar dia.

Tim melanjutkan perjalanan melalui Jalan Samboja-Sepaku menjelang pukul 16.00 WITA. Setidaknya butuh waktu 30 menit untuk tiba di kantor Kecamatan Sepaku dari Desa Semoi Dua setelah melalui jalan-jalan yang rusak atau sedang dalam proses pengerasan kaku menggunakan beton.

photo
Pindah Ibu Kota ke Kalimantan.

Di wilayah Kecamatan Sepaku yang berpenduduk 31.814 jiwa, pasar dan pusat kecamatan merupakan daerah yang paling ramai. Hingga menjelang maghrib, warung-warung masih ramai.

Sekitar 30 menit setelah perjalanan dari Desa Semoi Dua, terlihat lahan sangat luas dengan kontur sedikit berbukit di sisi kanan Jalan Provinsi Sepaku, Hutan Tanaman Industri (HTI) yang baru saja "dipanen". HTI tersebut milik PT ITCI Hutani Manunggal, perusahaan patungan PT ITCI Kartika Utama (ITCKU) dan PT Inhutani-1.

Jalanan sebelum dan sesudah lahan konsesi itu sangat mulus. Kondisi jalan justru rusak dan dalam perbaikan saat mendekati wilayah Kelurahan Sepan dan Kelurahan Sotek hingga menjelang kota kabupaten.

Tim tiba di Kota Kabupaten Penajam Paser Utara sekitar pukul 20.10 WITA. Kota masih ramai, terutama di Jalan Provinsi atau Jalan Penajam-Kuaro, yang merupakan jalan utama sekaligus akses menuju pelabuhan penyeberangan menuju Kota Balikpapan.

Kantor Bupati Penajam Paser Utara berdiri megah sekitar 10 kilometer dari Pelabuhan Penajam. Perjalanan tim Antara menyusuri lokasi ibu kota baru berakhir dengan perjumpaan dengan Bupati Gafur di Balikpapan, tempat sang bupati mengungkapkan harapan, "Insya Allah (akan) terjadi keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia". n antara ed: fitriyan zamzami

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement