REPUBLIKA.CO.ID, KUALA LUMPUR -- Perdana Menteri Malaysia Mahathir Mohamad mengatakan Pemimpin Hong Kong Carrie Lam harusnya mundur menyusul serentetan aksi protes selama beberapa bulan terhadap pemerintahannya, Jumat (4/10).
Berkembangnya penentangan terhadap pemerintahan Hong Kong menyeret pusat bisnis tersebut ke dalam krisis politik terparah selama puluhan tahun. Protes Hong Kong sekaligus menjadi tantangan terbesar bagi Presiden China Xi Jinping sejak berkuasa pada 2012.
Menurut portal berita daring, Malaysia Kini, berbicara saat konferensi pers di Kuala Lumpur, Mahathir menyebutkan Lam harus patuh pada master dan di saat bersamaan ia harus bertanya pada hati nuraninya. "Saya rasa hal yang terbaik adalah mundur," kata Mahathir.
Aksi protes di Hong Kong dipicu oleh RUU ekstradisi, yang kini dibatalkan, yang memungkinkan tersangka dibawa ke China daratan untuk diadili, dan aksi tersebut semakin intens sejak Juni. Mereka juga menuntut seruan yang lebih luas terhadap demokrasi di antara tuntutan lainnya.
Mahathir (94 tahun) merupakan salah satu pemimpin paling berpengalaman di Asia. Ia menjabat sebagai perdana menteri selama 22 tahun sejak 1981. Ia keluar dari masa pensiun tahun lalu untuk memimpin pemerintahan setelah memenangkan pemilihan.