Ahad 06 Oct 2019 05:49 WIB

Lombok Utara Juara Lomba Kebun Kakao Berproduksi Tinggi

Pemangkasan dan pemupukan menjadi kunci produksi tinggi kebun kakao.

Red: Muhammad Hafil
Direktur Jenderal Perkebunan Kasdi Subagyono memberikan sertifikat dan piala kepada kelompok tani dari Lombok Utara yang menjadi pemenang lomba kebun kakao berproduksi tinggi di acara puncak peringatan Hari Kakao Nasional 2019 di Kabupaten Solok, Sumatra Barat, Sabtu (5/10).
Foto: Dok Republika
Direktur Jenderal Perkebunan Kasdi Subagyono memberikan sertifikat dan piala kepada kelompok tani dari Lombok Utara yang menjadi pemenang lomba kebun kakao berproduksi tinggi di acara puncak peringatan Hari Kakao Nasional 2019 di Kabupaten Solok, Sumatra Barat, Sabtu (5/10).

REPUBLIKA.CO.ID, SOLOK -- Kelompok Tani Bunga Mekar dari Desa Genggelang, Kecamatan Gangga, Kabupaten Lombok Utara, terpilih menjadi pemenang lomba kebun kakao berproduksi tinggi yang diselenggarakan Direktorat Jenderal Perkebunan Kementerian Pertanian. Lomba ini digelar terkait dengan rangkaian peringatan Hari Kakao Indonesia 2019.

Pengumuman pemenang ini disampaikan pada puncak peringatan Hari Kakao Indonesia 2019 di Kampus Universitas Muhammad Yamin, Kabupaten Solok, Sumatra Barat, Sabtu (5/10). Petani kakao bernama Pardan selaku ketua kelompok tani Bunga Mekar didaulat menjadi juara 1 lomba tersebut.

Baca Juga

Sementara, untuk juara duanya jatuh kepada Agus Setiawan, petani kakao dari Mojokerto, Jawa Timur. Dan, juara ketiga adalah Daryati, petani kakao dari Wonogiri, Jawa Tengah.

Usai pengumuman pemenang, Pardan, sang petani dari Lombok tersebut menceritakan tipsnya bisa terpilih menjadi pemenang lomba kebun berproduksi tinggi. Menurutnya, ada dua hal yang harus rajin dilakukan oleh setiap petani.

"Kita harus rajin melakukan pemangkasan dan pemupukan karena tanaman kakao intinya pangkas dan pupuk," kata Pardan.

Menurutnya, setiap enam bulan sekali, pemangkasan dan pemupukan itu harus dilakukan. Adapun waktunya, dilakukan selama sepekan hinga dua pekan.

"Tujuannya agar banyak produksi kakaonya," kata Pardan.

Pardan mengatakan, lomba ini tidak hanya sekadar berkompetisi dengan para petani kalao lainnya. Tetapi, yang terpenting adalah bagaimana masyarakat petani kako bisa tahu bagaimana agar kebun kakao garapan mereka bisa berproduksi tinggi.

"Kita berikan ilmunya bagaimana memupuk yang benar," kata Pardan.

Selain itu, masyarakat petani kakao juga bisa melakukan fragmentasi kakao. Sehingga, mereka bisa mengelola hasil kakao yang mereka tanam.

Saat ini, Pardan mengatakan para petani kakao di daerahnya sudah banyak yang sejahtera dan mengetahui cara memelihara tanaman kako dengan benar. Ada 50 hektare lahan yang digarap oleh kelompok taninya. Sementara, secara umum di desanya, ada 500 hektare lahan yang digunakan untuk menanam kakao.

Sementara, Direktur Jenderal Perkebunan Kasdi Subagyono mengatakan, baginya penghargaan untuk petani kakao dalam lomba ini bukan yang utama. Yang terpenting adalah, pemerintah bisa kongkret memberikan fasilitas kepada petani kakao untuk memiliki akses ruang ekonomi yang lebih baik dari hulu ke hilir.

"Tujuannya tidak lain supaya negara hadir di tengah-tengah petani," kata Kasdi.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement