REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Perum Produksi Film Negara (PFN) menggelontorkan Rp 100 miliar untuk memproduksi 21 film hingga 2023. Hal itu sekaligus menandai kebangkitan PFN setelah tidak berproduksi selama 26 tahun.
“Di 2020 sampai 2023, kami merencanakan untuk memproduksi sekitar 21 film,” kata Direktur Utama PFN Judith J Dipodiputro dalam diskusi Ngopi BUMN di Jakarta, Selasa.
Judith menyebutkan, genre film yang akan diproduksi PFN beragam, namun ada tema besar yang diusung. Untuk tema sejarah, PFN akan menggarap 1945, Hoegeng, Kairo-Tiga Sahabat Menggali Dunia, dan Saimar.
PFN juga menyiapkan film petualangan anak, yakni Si Unyil The Movie, Lima Menerjang Badai, dan Sang Timur Jauh. Lalu, untuk genre drama akan ada Akad, Layar Terkembang, dan Sabai Nun Aluih yang merupakan kerja sama antara lain dengan PT Balai Pustaka, PT Indonesia Tourism Development Corporation, PT Ideosource, dan Dante Sinema.
“Kami tahu film yang disiapkan oleh PFN adalah film-film yang benar-benar diperlukan, makanya kami mengangkat Bung Hatta, Hoegeng, lalu juga ada Saimar,” kata Judith.
Ia juga berharap dukungan masyarakat dengan adanya produksi film tersebut. Ia pun membuka kesempatan kepada para sineas muda dari kalangan milenial untuk mengembangkan film-film sesuai dengan pasar saat ini.
“Karena milenial itu yang paling tahu bagaimana berbicara kepada milenial, apalagi yang memang sekolah perfilman yang memahami sinematografi, tentunya akan tahu film apa yang akan mengena bagi teman-temannya,” kata Judith.
Dalam kesempatan sama, Direktur Komersial dan Marketing PFN Elprisdat mengatakan biaya untuk memproduksi satu film rata-rata Rp 5 miliar. Ia menyebut, itu target konservatif.
"Batas bawah kan bikin film bisa berfluktuasi,” katanya.
Elprisdat memperkirakan, pihaknya sudah bisa meraih balik modal apabila bisa mendatangkan 400 ribu penonton.
“Film Rp 5 miliar, kalau dapat penonton 400 ribu sudah break even point, itu hanya dari tiket, belum pendapatan lainnya,” katanya.
Pada 2018 Perum PFN bangkit kembali setelah tidak berproduksi selama lebih dari 26 tahun dan menghasilkan film Kuambil Lagi Hatiku dengan sutradara Azhar Kinoi Lubis, produser Salman Aristo, dan dibintangi antara lain Dimas Aditya, Lala Karmela, Sahil Shah, Dian Sidik, dan Ence Bagus.