REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menjadi musisi ikonik merupakan hal yang tak mudah bagi musisi Yovie Widianto. Pelajaran hidup saat merintis kariernya sebagai musisi menjadi pelajarang yang paling berharga di hidup musisi berusia 51 tahun itu.
Perjalanan kariernya itu diawali pada saat dia menembus belantika musik Indonesia melalui Jakarta. “Yang saya lakukan itu pertama kali saya ke Jakarta sampai dapat produser, awalnya diusir-usir,” ungkap Yovie usai jumpa pers Konser Inspirasi Cinta di wilayah Jakarta Selatan, belum lama ini.
Dia diberi beberapa catatan dalam bermusik oleh para punggawa industri musik saat itu. Yovie disarankan untuk tidak menggunakan piano sebagai instrumen saat bernyanyi. Sebab, lagu yang dihasilkan dikhawatirkan tak akan disukai masyarakat dan laku di pasar.
Yovie juga diminta untuk tak merangkai lagu dengan kord-kord yang sulit. Sebab, jika sulit, dikhawatirkan lagu yang dihasilkan juga akan sulit diterima masyarakat.
Musisi yang juga komposer itu disarankan untuk menggunakan instrumen gitar agar lagunya lebih akrab di telinga para pendengar. “Itu berulang kali dan bertahun tahun saya alami,” tutur Yovie.
Namun, dia tak menyerah untuk memproduksi karya yang baik dan bagus. Buktinya, dia sempat meraih penghargaan Juara Dunia pertama untuk komposisi, di ajang perlombaan di Taipei, China pada tahun 1990. “Itu nggak ada yang tahu. Tahun 1991 saya dapat juara dunia bersama Kahitna. Pulang-pulang ke sini, juga tidak ada yang tahu,” jelas dia.
Oleh sebab itu, dia sangat bersyukur telah bisa berkarya selama sekitar 36 tahun di belantika musik Indonesia. Hal ini, kata dia, merupakan anugerah yang diberikan oleh Tuhan dan berkah doa dari para sahabat dan juga penggemar.
Hal itu pun yang membuat dia belum pantas untuk mendapatkan banyak penghargaan yang telah diraihnya itu. “Yang buat lagu bagus banyak. Yang nyanyi bagus banyak. Jadi saya sangat bersyukur atas itu semua,” jelas dia.
Atas keberhasilannya itu, dia pun memberikan pesan kepada anak sulungnya, Arsy yang juga mengikuti langkah ayahnya sebagai musisi, untuk terus bisa menghargai dan menjadi bermanfaat bagi orang lain. Kegagalan pasti selalu menghampiri, sehingga hal itu pun yang harus disyukuri dalam hidup.
“Tantangan dalam kehidupan ini banyak. Tapi tentang menjadi orang yang bermanfaat bagi orang lain itu penting. Kadang-kadang kita dapat posisi nilainya enam sampai 10. Kita bisa menikmati nilai sembilan itu kalau kita bisa menghargai langkah kita saat mendapatkan nilai enam atau lima. Saya bisa menghargai keberhasilan ini karena kegagalan yang begitu banyak di awal karier saya,” tutur Yovie.