Kamis 24 Oct 2019 18:08 WIB

Jabar akan Buat Gerakan Menabung Air untuk Atasi Kekeringan

Gerakan menabung air mengantisipasi kesulitan air bersih saat musim kemarau.

Rep: Arie Lukihardianti/ Red: Nur Aini
Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil
Foto: Republika TV/Havid Al Vizki
Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jabar berencana membuat Gerakan Menabung Air. Menurut Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil, gerakan itu akan dibuat mengantisipasi kesulitan air bersih pada musim kemarau. 

"Rencana kedepannya menabung air, skala rumah, kecamatan, dan Kota/Kabupaten. Jadi, pas musim hujan, air itu bisa ditabung, pas musim kemarau air bisa dipanen," ujar Ridwan Kamil yang akrab disapa Emil saat menghadiri Workshop Air Baku Metropolitan Bandung Raya di Gedung Sate, Kamis (24/10).

Baca Juga

Emil mengatakan, Pemprov Jabar akan mengatasi krisis air bersih yang kerap terjadi saat musim kemarau di Cekungan Bandung Raya dengan menggunakan program komperhensif. Bahkan, dalam workshop air tersebut hadir para ahli dari berbagai negara seperti Belanda, Filipina, dan negara lainnya.

"Tadi kami merumuskan program ada jangka pendek, menengah dan panjang supaya air bersih cekungan Bandung bisa 100 persen saat kemaru tak ada kendala. Caranya, menabung air lewat resapan air," ujarnya.

Menurut Emil, persediaan air bersih saat musim kemarau kerap menjadi sorotan. Selain karena air bersih menjadi kebutuhan masyarakat, jumlah populasi Jabar yang banyak tidak lepas dari atensi. 

"Isu Jawa Barat adalah populasi, otomatis air bersih juga menjadi isu yang menyusul karena air menjadi kebutuhan hidup yang utama bagi manusia," kata Emil.

Emil mengatakan, Gerakan Menabung Air juga bertujuan untuk mengurangi potensi terjadinya banjir. Saat ini, Pemdaprov Jabar masih terus membahas model Gerakan Menabung Air secara komprehensif. 

"Ini kami bahas dan rumuskan," katanya.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement