REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Umum Partai Nasdem Surya Paloh menghargai sikap PKS yang mengambil peran sebagai oposisi. Menurutnya, pemerintah yang baik adalah pemerintah yang menerima kritik dari semua pihak.
Jika tidak, pemerintahan tersebut akan berjalan dengan tidak sehat karena tak ada yang mengawasi dan mengkritisi kerjanya. "Apabila pikiran-pikiran yang mengkritisi tidak ada lagi, itu artinya kita khawatir jalannya pemerintah akan tidak sehat. Kita membutuhkan pikiran-pikiran yang kritis," ujar Surya usai melakukan pertemuan dengan Presiden Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Sohibul Iman di kantor DPP PKS, Pasar Minggu, Jakarta, Rabu (30/10).
Namun, ia mengingatkan, pikiran kritis yang dibutuhkan adalah yang kontruktif dan dilandasi oleh niat baik. Bukan pikiran yang menjatuhkan atau menghina pihak lain.
"Bukan untuk saling merusak, menjatuhkan, tapi dengan semangat membangun. Karena ini milik kita bersama, yang bernama Indonesia," ujar Surya.
Ditanya soal Nasdem yang dinilai menjadi oposisi dalam koalisi, Surya menegaskan bahwa hal itu mungkin saja. Sama halnya dengan PKS yang berada bertindak opoisi, tetapi mungkin juga mendukung pemerintahan.
"Seluruh kemungkinan kan ada saja, PKS saja yang di luar ada kemungkinan di dalam, siapa bilang tidak ada. Kita tidak tahu itu kapan," ujar Surya.
Sohibul juga menegaskan, pertemuan antara Nasdem dan PKS hari ini adalah membangun kesepahaman terkait berbagai persoalan di Indonesia. Akan tetapi, PKS tetap membuka ruang komunikasi bagi semua partai yang ingin berkoalisi dalam Pilkada 2020 dan Pilpres 2024.
"Nanti setelah ini tentu, kita akan komunikasi. Nah nanti dari momunikasi itulah mungkin ada peluang-peluang untuk kita bekerjasama, misalnya di Pilkada. Tapi, itu masih belum kita bicarakan hari ini," ujar Sohibul.