Rabu 13 Nov 2019 08:38 WIB

Polisi Hong Kong Sebut Demonstran Dorong Kehancuran Hukum

Bentrokan antara polisi dan demonstran Hong Kong terus terjadi.

Rep: Dwina Agustin/ Red: Ani Nursalikah
Polisi menahan pengunjuk rasa dalam demonstrasi di Hong Kong, Ahad (29/9). Polisi antihuru-hara menembakkan gas air mata ke demonstran di Hong Kong jelang Hari Kemerdekaan China.
Foto: AP Photo/Kin Cheung
Polisi menahan pengunjuk rasa dalam demonstrasi di Hong Kong, Ahad (29/9). Polisi antihuru-hara menembakkan gas air mata ke demonstran di Hong Kong jelang Hari Kemerdekaan China.

REPUBLIKA.CO.ID, HONG KONG --  Polisi Hong Kong menyatakan demonstrasi yang berjalan enam bulan berpotensi membuat aturan hukum jatuh dalam jurang kehancuran, Selasa (12/11). Kekerasan terus terjadi di antara polisi dan demonstran, bentrokan pun sering kali tidak bisa dihindari.

"Aturan hukum Hong Kong telah didorong ke jurang kehancuran total ketika para perusuh bertopeng secara ceroboh meningkatkan kekerasan, dan mereka menganggap bisa lolos dari konsekuensi hukum," kata juru bicara kepolisian Kong Wing-cheung.

Baca Juga

Wing-cheung menyerang para pengunjuk rasa atas kekerasan yang terjadi di beberapa distrik Hong Kong. Dia mengatakan, banyak contoh perusuh yang menggunakan kekerasan acak dan tidak pandang bulu terhadap orang-orang yang tidak bersalah.

Polisi pun sedang menyelidiki kasus penyerangan terhadap pendukung pro-Beijing sebagai percobaan pembunuhan. Inspektur Senior Li Kwai-wah pun membela keputusan petugas menembak demonstran pada Senin.

"Kami menemukan kolega kami tidak hanya menghadapi ancaman dari satu orang, tetapi dari sekelompok orang dengan rencana terorganisir berusaha mencuri senjata petugas," kata Kwai-wah.

Kwai-wah menyatakan, dengan situasi terdesak, wajar polisi melakukan tindakan yang memang sesuai dengan pedoman. Tembakan yang dilakukan sebagai upaya melindungi diri sendiri dan orang-orang di sekitarnya.

Demonstrasi besar yang didukung mahasiswa pun terjadi. Di Universitas Cina Hong Kong, polisi menembakkan gas air mata dan peluru karet ke pengunjuk rasa yang membangun barikade di kampus. Sementara di Universitas Kota terjadi pertikaian antara mahasiswa dan polisi antihuru-hara yang berlanjut hingga malam hari.

Polisi terus menggunakan gas air mata untuk mencoba membubarkan para pengunjuk rasa yang membalas dengan batu bata dan bom bensin. Ratusan pengunjuk rasa tetap di Universitas Cina Hong Kong.

Mahasiswa membangun penghalang jalan di dalam dan di sekitar kampus Universitas Kota untuk menghentikan polisi masuk. Sebuah van yang digunakan sebagai bagian dari barikade jalanan dibakar. Mahasiswa di Politeknik Hong Kong juga mencoba mengganggu lalu lintas di dekat kampus mereka.

Sebanyak delapan universitas akan menangguhkan kelas pada Rabu. Bentrokan diprediksi akan terus berlanjut antara polisi dan mahasiswa yang akan bergerak.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement