REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) mendorong pengajaran kembali Pendidikan Pancasila sebagai mata pelajaran wajib. Pancasila diajarkan mulai jenjang pendidikan anak usia dini (Paud) hingga perguruan tinggi.
"Bersama dengan lembaga lain mendorong agar Pendidikan Pancasila menjadi wajib lagi, baik di PAUD sampai perguruan tinggi," kata Pelaksana Tugas (Plt) Kepala BPIP Prof Hariyono, di Jakarta, Senin (18/11).
Hal tersebut disampaikannya saat Pembekalan Materi Pendidikan dan Pelatihan Pembinaan Ideologi Pancasila Bagi Penceramah, Pengajar, dan Pemerhati, di Hotel Borobudur, Jakarta.
Saat ini, menurut dia, memang sudah ada Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKn), tetapi berdampak menjadikan aspek Pancasila tak lagi dominan. "Kan dari buku-buku teks yang ada sekarang teori kebangsaan barat yang dominan, bukan dari timur. Padahal, negara barat kan konteks kebangsaan beda sama kita," katanya.
Untuk pembelajaran Pancasila, kata dia, bisa disesuaikan jenjang pendidikannya, misalnya di Paud bukan sebagai kognitif, melainkan lebih kepada nilai-nilainya.
"Kita ajari sejak awal bahwa ada teman-teman yang berbeda warna kulit, beda etnis, ya. Nah itu kan pancasilais. Jangan ditafsirkan kalau mau beri pelajaran Pancasila ke anak paud itu seperti ajarkan ke tentara," katanya.
Pancasila, kata Hariyono, bisa diajarkan lewat berbagai permainan di Paud, dengan mengutamakan nilai kebersamaan, tanggung jawab, dan sebagainya, kemudian diajarkan lewat pendidikan karakter.
"Sejak kecil, misalnya diajarkan kepada perbedaan dan keragaman sehingga nanti saat benar-benar ketemu dengan keragaman, perbedaan dia sudah bisa memahami bisa respek dengan orang lain," katanya.