Kamis 19 Dec 2019 10:56 WIB

New South Wales Nyatakan Darurat Kebakaran Hutan

Panas ekstrem dan angin kencang diperkirakan membuat kebakaran hutan tak terkendali.

Petugas pemadam kebakaran New South Wales berupaya memadamkan api di Blue Mountains National Park, barat laut Sydney, Australia, Selasa (17/12). Pemerintah New South Wales menyatakan darurat kebakaran hutan di wilayah itu.
Foto: EPA-EFE/DEAN LEWINS
Petugas pemadam kebakaran New South Wales berupaya memadamkan api di Blue Mountains National Park, barat laut Sydney, Australia, Selasa (17/12). Pemerintah New South Wales menyatakan darurat kebakaran hutan di wilayah itu.

REPUBLIKA.CO.ID, SYDNEY -- Negara bagian terpadat di Australia menyatakan negara dalam keadaan darurat tingkat dua dalam dua bulan pada Kamis (19/12). Panas ekstrem dan angin kencang diperkirakan akan mengipasi sejumlah kebakaran hutan yang tidak terkendali.

Petugas pemadam kebakaran diberi tugas untuk mengendalikan sumber daya pemerintah, memaksa evakuasi, menutup jalan dan mematikan utilitas di seluruh negara bagian New South Wales, tempat kebakaran berkobar. Dengan lebih dari setengah dari kebakaran itu tidak terkendali dan suhu diprediksi melebihi 40 derajat Celcius (104 Fahrenheit), para pejabat memperingatkan warga agar waspada selama beberapa hari ke depan.

Baca Juga

"Kekhawatiran terbesar selama beberapa hari ke depan adalah ketidakpastian, dengan kondisi angin yang ekstrem, suhu yang sangat panas," kata Perdana Menteri NSW Gladys Berejiklian kepada wartawan di Sydney.

Australia telah berjuang melawan kebakaran hutan di banyak pantai timur selama berminggu-minggu. Kebakaran itu menyebabkan enam orang tewas, lebih dari 680 rumah hancur dan hampir 3 juta hektare hutan semak terbakar.

photo
Petugas berupaya memadamkan api di Blue Mountains National Park, di barat laut Sydney, Australia, Selasa (17/12).

Sekitar 1.700 petugas pemadam kebakaran telah dikerahkan di seluruh negara bagian. Akan tetapi para pejabat memperingatkan bahwa tidak akan cukup untuk menutupi setiap potensi bahaya dan mendesak orang-orang di daerah berisiko tinggi untuk mengungsi sementara masih aman untuk melakukannya.

"Tidak ada cukup truk pemadam kebakaran untuk setiap rumah. Jika Anda meminta bantuan, Anda mungkin tidak mendapatkannya," kata Dinas Pemadam Kebakaran Pedesaan dalam sebuah pernyataan. Keadaan darurat saat ini akan berlangsung selama tujuh hari. Sementara larangan pembakaran total yang telah berlaku sejak Selasa (17/12) akan tetap sampai tengah malam pada hari Sabtu (21/12).

Sydney, ibukota negara bagian NSW, diselimuti abu dan asap selama satu hari lagi pada Kamis. Kabut tebal mengaburkan daya pandang, menyembunyikan ikon seperti Opera House dan Harbour Bridge.

Banyak penumpang telah mengenakan masker pernapasan dalam beberapa pekan terakhir karena kualitas udara telah merosot ke tingkat berbahaya yang sebelumnya tidak terlihat di kota.

photo
Seekor kangguru kecil menyeberang jalan melewati truk pemadam kebakaran di Mangrove Mountain di utara Sydney, Australia, beberapa waktu lalu.

Komisaris Ambulans NSW Dominic Morgan mengatakan layanan telah mengalami peningkatan 10 persem dalam panggilan untuk pasien yang menderita kondisi pernapasan selama seminggu terakhir.

Morgan mendesak orang-orang dengan asma dan kondisi pernapasan lainnya untuk tetap di dalam ruangan dan menyediakan obat-obatan di dekat mereka.

Merupakan rumah bagi lebih dari 5 juta orang, Sydney dikelilingi oleh daerah-daerah rimba yang luas, yang sebagian besar tetap kering setelah sedikit hujan di pantai timur negara itu dalam beberapa bulan terakhir.

Bahaya kebakaran yang meningkat di negara bagian NSW datang saat Australia berada dalam cengkeraman gelombang panas nasional. Negara itu mencatat suhu maksimum rata-rata tertinggi 40,9C (105,6F) pada Selasa, dan data Biro Meteorologi menunjukkan bahwa catatan itu kemungkinan akan dilampaui lagi minggu ini.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini

Apa yang paling menarik bagi Anda tentang Singapura?

1 of 7
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement