Jumat 20 Dec 2019 18:50 WIB

Seorang Balita di Sangihe Meninggal karena DBD

Warga Sangihe diminta mewaspadai penyakit DBD.

Seorang Balita di Sangihe Meninggal karena DBD. Fogging atau pengasapan untuk mencegah wabah DBD.
Foto: Republika/Edi Yusuf
Seorang Balita di Sangihe Meninggal karena DBD. Fogging atau pengasapan untuk mencegah wabah DBD.

REPUBLIKA.CO.ID, TAHUNA -- Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Kepulauan Sangihe, Sulawesi Utara, Jopy Thungari menyebutkan pada Desember ini satu orang balita meninggal akibat Demam Berdarah Dengue (DBD). "Awal Desember ini ada satu bayi meninggal akibat DBD," kata Jopy , Jmat (20/12).

Menurut dia, kasus yang dialami bayi umur empat tahun di Kelurahan Angges Kecamatan Tahuna Barat sudah sakit saat berada di luar daerah. "Anak yang meninggal karena DBD di Tahuna Barat, sudah ada gejala saat masih di luar daerah dan di bawah ke Sangihe," kata dia.

Baca Juga

Jopy meminta masyarakat setempat untuk mewaspadai penyakit DBD. "Kami minta masyarakat untuk waspada terhadap penyakit DBD," kata dia.

Menurut dia, ketika memasuki musim hujan banyak air yang tergenang sehingga menjadi sarang berkembangnya jentik nyamuk Aedes aegypti. DBD atau demam berdarah dengue adalah penyakit yang disebabkan oleh salah satu dari empat virus dengue.

"Demam berdarah merupakan penyakit yang mudah menular. Sarana penularan demam berdarah sendiri berasal dari gigitan nyamuk Aedes aegypti dan Aedes albocpictus," kata dia.

Kedua nyamuk tersebut menggigit di pagi hari sampai sore menjelang petang. Penularan terjadi saat nyamuk menggigit dan menghisap darah seseorang yang sudah terinfeksi virus dengue, ketika nyamuk tersebut menggigit orang lain, maka virus akan tersebar.

Dia meminta masyarakat membasmi perkembangan nyamuk dengan melakukan kegiatan 3M yaitu, menguburkan dan menguras serta menutup wadah yang dimungkinkan nyamuk berkembang. Peristiwa serangan DBD yang terjadi diawal tahun lalu, ternyata juga disebabkan genangan air di dalam perahu nelayan yang terparkir di pantai.

"Air hujan yang terkumpul di perahu masyarakat juga menjadi wadah berkembangnya nyamuk demam berdarah," kata dia.

Kadis Kesehatan mengimbau kepada masyarakat agar membuang air yang tergenang di semua wadah yang memungkinkan nyamuk berkembang agar terhindar dari penyakit DBD. "Peran serta masyarakat sangat dibutuhkan dalam membasmi perkembangbiakan nyamuk agar terhindar dari penyakit DBD," kata dia.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement