REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA Kepala Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) Thomas Djamaluddin menuturkan banjir disebabkan dua faktor utama. Keduanya yakni curah hujan dan daya dukung lingkungan.
"Kalau terjadi curah hujan tinggi dan daya dukung lingkungan yang tidak memadai, apalagi rusak, maka terjadilah banjir," ujar Thomas, Jumat (3/1).
Jadi, daerah potensi banjir yang perlu diwaspadai adalah daerah dengan curah hujan tinggi dan atau daya dukung lingkungannya tidak memadai atau rusak.
Langkah antisipasi yang harus dilakukan adalah waspadai curah hujan tinggi yang mana informasinya dapat diperoleh dari BMKG atau Sadewa LAPAN dan membenahi daya dukung lingkungan berupa resapan air dan saluran pembuangan air.
Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Doni Monardo mengajak seluruh pimpinan daerah seperti bupati, kepala dinas, camat, kepala desa, tokoh agama, budayawan, tokoh pemuda untuk mengajak masyarakat untuk menghindar dari daerah-daerah yang sangat rawan bencana seperti warga yang tinggal di sekitar aliran sungai dapat dievakuasi ke tempat awan untuk menghindari bencana potensi banjir dan longsor.
Doni menuturkan banjir dan longsor juga dapat disebabkan oleh perubahan vegetasi karena alih fungsi lahan yakni perubahan kawasan hutan terutama kawasan konservasi menjadi perkebunan, pertanian dan tambang. Ini menyebabkan daya lingkungan tidak kuat menampung curah hujan yang tinggi.