Senin 27 Jan 2020 18:24 WIB

Polisi Selidiki Penyebab Meninggalnya Siswi SMP di Tasik

Mayat siswa SMP itu ditemukan di gorong-gorong dan sebelumnya dilaporkan hilang

Rep: Bayu Adji P/ Red: Esthi Maharani
Polisi melakukan pemeriksaan di lokasi penemuan mayat perempuan, tepatnya di gorong-gorong depan SMPN 6 Kota Tasikmalaya, Kelurahan Cilembang, Kecamatan Cihideung, Kota Tasikmalaya, Senin (27/1).
Foto: Republika/Bayu Adji P
Polisi melakukan pemeriksaan di lokasi penemuan mayat perempuan, tepatnya di gorong-gorong depan SMPN 6 Kota Tasikmalaya, Kelurahan Cilembang, Kecamatan Cihideung, Kota Tasikmalaya, Senin (27/1).

REPUBLIKA.CO.ID, TASIKMALAYA -- Polres Tasikmalaya Kota akan melakukan penyelidikan terkait temuan mayat perempuan di dalam gorong-gorong, depan SMPN 6 Tasikmalaya, Kelurahan Cilembang, Kecamatan Cihideung, Kota Tasikmalaya, Senin (27/1). Korban yang diketahui merupakan siswi SMPN 6 Tasikmalaya, yang sebelumnya telah dilaporkan hilang oleh pihak keluarga ke Polsek Mangkubumi pada Jumat (24/1).

Kepala Satuan Reserse Kriminal (Kasat Reskrim), AKP Dadang Sudiantoro mengatakan, polisi menerima laporan dari warga ditemukan mayat di gorong-gorong, pada Senin sekira pukul 15.00 WIB. Ketika polisi mendatangi lokasi, ditemukan mayat perempuan yang masih mengenakan seragam pramuka sekolahnya. Selain itu, ditemukan juga tas milik korban.

"Sudah kita evakuasi dan dibawa ke RSUD dr Soekardjo," kata dia, Senin.

Berdasarakan identitas yang ditemukan, korban berinisial DS (13 tahun) merupakan siswi SMPN 6 Tasikmalaya. Setelah dikonfirmasi, pihak kelusrga juga memastikan korban merupakan DS.

"Keluarga korban sudah ada dan mengonfirmasi kejadian tesebut," kata Dadang.

Ia menambahkan, sebelumnya keluarga korban juga telah membuat laporan kehilangan ke Polsek Mangkubumi pada Jumat (24/1). Korban diketahui tak kembali ke rumah sejak Kamis (23/1).

Dadang mengatakan, dari hasil pemeriksaan korban, belum ditemukan tanda-tanda kekerasan dalam tubuh korban. Namun, pihaknya akan melakukan autopsi kepada korban untuk memastikan penyebab kematiannya.

"Autopsi diperlukan untuk memastikan kematiannya. Kita akan memohon ke keluarga korban untuk autopsi," kata dia.

Sementara itu, salah satu kerabat korban, Ade Munir (56 tahun) mengatakan, korban tidak pulang sejak Kamis sore. Berdasarkan keterangan dari temannya, ketika itu korban pulang bersama dua orang temannya dari sekolah. Namun, lantaran turun hujan, korban memilih berteduh terlebih dahulu, sementara kedua temannya pulang duluan.

"Dia sendiri nunggu hujan sendirian," kata dia.

Ade mengatakan, korban dikenal sebagai anak yang senang di rumah dan jarang main sampai sore, apalagi sampai tak pulang. Namun, berdasarkan keterangan ibu korban, korban terlihat murung dan senang berdiam diri sejak dua sebelum hilang.

"Kata ibu korban, korban sering di-bully di sekolah. Dikatai bau lontong, karena ibunya berdagang lontong," ujar dia.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement