REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Adara Relief Internasional menyatakan menolak proposal perdamaian antara Israel dan Palestina yang diprakarsai Presiden Donald Trumpa atau disebut sebagai Deal of Century. Adara menilai Deal of Century semakin melegitimasi penjajahan Israel atas tanah bangsa Palestina.
"Mencermati perkembangan terakhir setelah diumumkan Deal of Century pada 28 Januari 2020, serta reaksi Bangsa Palestina terhadap nasib mereka, maka Adara Relief International bersama Forum Ormas dan Lembaga Perempuan Indonesia untuk Palestina (FOLPIP) menyatakan sikap yang sejalan dengan pernyataan dari Global Women's Coalition for Al Quds and Palestine (GWCQP) yaitu tegas menolak dan mengecam Deal of Century," tutur Ketua Adara Relief Internasional, Nurjanah Hulwani berdasarkan rilis yang diterima Republika, Kamis (6/2).
Ia juga menambahkan, "Negara Palestina baru" yang diusulkan adalah negara semu karena dibentuk dari beberapa wilayah yang terpisah-pisah. Selain itu, melucuti persenjataan militer Palestina sama dengan menghapus unsur penting sebuah negara yang berkewajiban melindungi warga negaranya, terutama termasuk di antaranya perempuan dan anak-anak.
Ia juga menilai jaminan melindungi umat Islam yang mendatangi Masjid Al Aqsa bila setuju menetapkan Jerusalem sebagai ibu kota Israel juga hanya sepihak. " Ini seperti janji-janji manis untuk melegalkan perampasan dan penjajahan," ucap dia.
Selain itu, ia Adara dan FoLFLIP meyakini janji investasi 50 Miliar dolar AS untuk pembangunan Palestina tidak sebanding dengan penderitaan lebih dari 100 tahun bangsa Palestina. Resolusi PBB tentang hak kembali para pengungsi diinjak-injak, karena Deal of Century menghapus hak kembali para pengungsi ke tanah asal mereka.
"Adara Relief International bersama FOLPIP menghimbau kepada semua pihak, secara lokal atau regional dan internasional untuk terus mendukung kedaulatan dan kemerdekaan Bangsa Palestina, membela hak-hak kaum terjajah dan segera menghentikan penjajahan serta kezhaliman Israel terhadap Bangsa Palestina. Perdamaian dunia akan benar-benar tercipta bila penjajahan di atas bumi berhasil dihapuskan," ucap dia.