REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kwartir Nasional (Kwarnas) Gerakan Pramuka menyatakan duka cita dan bela sungkawa terhadap peristiwa kecelakaan air di Sungai Sempor, Padukuhan Donokerto, Turi, Sleman. Seluruh jajaran Gerakan Pramuka diingatkan untuk selalu menerapkan pengetahuan manajemen risiko dan bijaksana dalam memberikan kegiatan kepada peserta didik.
"Sekali lagi mengimbau kepada seluruh jajaran Gerakan Pramuka, khususnya kakak-kakak pembina, agar menerapkan pengetahuan manajemen risiko dan bijaksana dalam memberikan kegiatan kepada peserta didiknya," ujar Kepala Pusat Informasi Nasional Gerakan Pramuka, Guritno, saat dikonfirmasi, Sabtu (22/2).
Di samping itu, para pembina juga diingatkan agar selalu mempertimbangkan berbagai hal dan mengutamakan keselamatan semua peserta kegiatan. Hal tersebut seperti tertuang dalam SK Kwarnas No.227 Tahun 2007 tentang Petunjuk Penyelenggaraan Kebijakan Manajemen Resiko dalam Gerakan Pramuka.
"Atas peristiwa tersebut Kwarnas Gerakan Pramuka dengan ini menyatakan duka cita dan bela sungkawa yang mendalam," kata Guritno.
Guritno mengatakan, Kwarnas Gerakan Pramuka juga mengucapkan terima kasih kepada seluruh pihak yang telah membantu penanganan dan pertolongan korban. Kwarnas Gerakan Pramuka melalui Komisi Pengabdian Masyarakat terus melakukan koordinasi dengan tim di lapangan untuk mengetahui kabar terkini mengenai peristiwa tersebut.
Menurut dia, sebagai organisasi yang bertanggung jawab dalam mendidik dan membina kaum muda Indonesia, Gerakan Pramuka memiliki komitmen untuk mengelola resiko sebagai upaya untuk mencapai tujuan. Selain itu, Gerakan Pramuka juga memaksimalkan efektivitas dan efisiensi pelaksanaan program dan penyediaan pelayanan, dalam berhubungan dengan anggota, pembina, pelatih, pengurus, staf, majelis pembimbing, pemerintah, serta infrastruktur.
"Dalam lingkungan yang aman dan praktis, dirancang untuk mencegah kerusakan, kerugian, luka atau kehilangan pada Gerakan Pramuka atau pihak-pihak lain yang terkait dengannya," jelas dia.