Kamis 27 Feb 2020 08:59 WIB

Dari Sorong, Mentan Ekspor Buah Merah ke Chechnya

Buah merah merupakan komoditas lokal unggulan Papua Barat.

Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo, melepas buah merah ke Chechnya dan komoditas lainnya di Pelabuhan Laut Sorong, Kota Sorong, Rabu (26/2).
Foto: Kementan
Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo, melepas buah merah ke Chechnya dan komoditas lainnya di Pelabuhan Laut Sorong, Kota Sorong, Rabu (26/2).

REPUBLIKA.CO.ID, SORONG -- Permintaan buah merah domestik sepanjang tahun 2019 cukup menggembirakan. Karantina Pertanian Sorong mencatat, 14.899 liter buah dikirim ke Surabaya dan Jakarta dengan nilai 7,4 miliar rupiah.

"Buah merah merupakan komoditas lokal unggulan Papua Barat, walaupun masih dalam skala kecil. Tapi sudah mampu menembus pasar dunia," kata Ali Jamil, Kepala Badan Karantina Pertanian saat mendampingi Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo, melepas buah merah ke Chechnya dan komoditas lainnya di Pelabuhan Laut Sorong, Kota Sorong, Rabu (26/2).

Baca Juga

Menurut Ali Jamil, koordinasi dan kerja sama antar-instansi dan dinas terkait diharapkan dapat membangun pertanian berbasis kawasan berorientasi ekspor.

photo
Ekspor buah merah Papua Barat.

Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo menyampaikan apresiasi kepada Kementan, Pemda, dan pelaku usaha atas kerja keras yang telah dilakukan. "Masih banyak potensi Papua Barat yang bisa dioptimalkan. Oleh karena itu, peran teknologi modern dan investasi diharapkan bisa mengakselerasi peningkatan ekspor komoditas pertanian baik dari Manokwari atau Sorong. Sehingga pendapatan dan kesejahteraan petani bertambah. Dan bisa dipastikan berdampak pada perekonomian," kata Syahrul.

Buah merah, kata Syahrul, sudah diterima di Jepang, Korea Selatan, Malaysia dan Chechnya. Menurut data Badan Pusat Statistik, ekspor sektor pertanian di awal tahun 2020 mengalami peningkatan tertinggi year on year (YOY) dibanding sektor lainnya di tahun sebelumnya sebesar 4,54 persen.

"Yang perlu diingat, apa yang kita lakukan ini harus berkelanjutan. Penuhi semua persyaratan internasional, sanitari dan fitosanitari. Iklim dan ekosistem investasi akan terbangun manakala kita terus melakukan inovasi dan perbaikan tata kelola, layanan," pungkasnya.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement