REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Penyanyi campursari Didi Kempot mengungkap lagu paling berkesan sepanjang 30 tahun karier bermusiknya. Musisi asal Surakarta yang kini dijuluki "Godfather of Broken Heart" atau Lord Didi itu menyebut tajuk "Stasiun Balapan".
"Lagu itu yang memunculkan Didi Kempot di televisi. Alhamdulillah membuat saya dikenal sebagai penyanyi tradisional. Lagu-lagu lain (kesannya) juga sangat baik, seperti "Pamer Bojo" yang disenangi anak-anak muda sekarang," kata Didi.
Sepanjang tiga dekade, Didi tetap konsisten menjadi penyanyi dan pencipta lagu campursari. Pemilik nama lengkap Dionisius Prasetyo itu merasa berkewajiban melanggengkan pelestarian musik tradisional karena terlahir dari keluarga seniman tradisi.
Pria 53 tahun kelahiran Surakarta itu adalah putra pasangan seniman tradisional Ranto Edi Gudel dan Umiyati Siti Nurjanah. Kakaknya, Mamiek Prakoso, adalah pelawak senior Srimulat. Didi mengikuti jejak ibunya menjadi penyanyi tembang Jawa.
Pelantun lagu "Sewu Kuto" itu punya kepercayaan besar terhadap kesenian tradisional. Dia meneladani bapaknya yang mampu menghidupi keluarga dari honor sebagai pemain ketoprak. Itu yang membuat Didi dan kakaknya tidak ragu menjadi seniman tradisi.
Awalnya, Didi mengamen di Surakarta, lantas mengadu nasib ke Jakarta pada 1987. Sematan 'Kempot' di belakang namanya adalah kependekan dari Kelompok Pengamen Trotoar, grup musik tempat dia tergabung sebelum masuk ke dunia rekaman.
Setelah memiliki album pertama, Didi menceritakan tembang "Cidro" kurang terkenal di Indonesia, tetapi justru sangat digemari turis asal Belanda dan Suriname, Amerika Selatan. Lagu itu bahkan diputar di stasiun radio Belanda.
Sudah belasan kali Didi bolak-balik Indonesia, Suriname, dan Belanda. Dia tidak menyangka seorang penyanyi mantan pengamen jalanan seperti dirinya bisa menulis lagu yang digemari penikmat musik di Eropa.
"Dari semua itu, yang betul-betul membanggakan saya adalah konser nanti, diadakan di negara saya sendiri, dengan standar artis-artis internasional. Membanggakan karena Indonesia bisa menerima dan menghargai tembang-tembang tradisional," kata Didi.
Dalam waktu dekat, Didi berencana menggelar konser bertajuk "Ambyar Tak Jogeti" di Stadion Utama Gelora Bung Karno (GBK), Jakarta, pada 10 Juli 2020. Konser yang turut menghadirkan Victor Hutabarat dan Yopie Latul itu menjadi perayaaan 30 tahun Didi bermusik.