Senin 30 Mar 2020 13:24 WIB

Sejumlah Maskapai AS Desak Pemerintah Segera Cairkan Bantuan

Permintaan tersebut disampaikan perusahaan penerbangan melalui surat pada 28 Maret.

Rep: Adinda Pryanka/ Red: Nidia Zuraya
Pesawat maskapai United, Amerika Serikat
Foto: AP
Pesawat maskapai United, Amerika Serikat

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON – Sejumlah maskapai penerbangan utama Amerika Serikat (AS) meminta Departemen Keuangan untuk bergerak cepat dalam menyalurkan hibah dan pinjaman pemerintah hingga 58 miliar dolar AS. Maskapai juga mendesak pemerintah segera merekomendasikan formula penyaluran.

Permintaan tersebut disampaikan para perusahaan penerbangan melalui surat pada Sabtu (28/3). Seperti dilansir di Reuters, Senin (30/3), maskapai menuliskan, saat ini perusahaan memiliki kebutuhan yang sangat mendesak.

Baca Juga

"Penting agar dana ini dicairkan sesegera mungkin," demikian pernyataan dalam surat tersebut.

Surat permintaan ditandatangi oleh kepala eksekutif American Airlines, Delta Air Lines, United Airlines, Alaska Air Group, JetBlue Airways Corp, Southwest Airlines Co, Hawaiian Airlines, Atlas Air Worldwide. Surat juga ditandatangani eksekutif senior di UPS Corp dan FedEx serta kepala asosiasi perdagangan maskapai penerbangan.

Surat dari maskapai penerbangan menyarankan, pinjaman dibagi berdasarkan sistem mile seat yang tersedia (Available Seat Miles/ASM) pada 2019. Dalam industri penerbangan, ASM merupakan kapasitas penumpang. Untuk pengangkut kargo, pinjaman bisa dibagi dengan kapasitas ton mil dalam tahun operasi 2019.

Sebelumnya, Jumat, Presiden Donald Trump menandatangani regulasi mengenai stimulus dan bantuan senilai 2,2 triliun dolar AS dalam bentuk undang-undang. Di antara stimulus tersebut adalah bantuan tunai 25 miliar dolar AS kepada maskapai penumpang untuk menutupi biaya penggajian dan 25 miliar dolar AS dalam bentuk pinjaman.

Sementara itu, operator kargo bisa mendapatkan 4 miliar dolar AS dalam bentuk hibah dan 4 miliar dolar AS dalam bentuk pinjaman.

Para maskapai juga menyebutkan, mereka berharap dewan eksekutif perusahaan dapat bertemu dengan Departemen Keuangan untuk membahas persyaratan tertentu. Departemen Keuangan belum memberikan komentar mengenai surat tersebut, Ahad (29/3).

Maskapai telah mengancam untuk segera memberlakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) puluhan ribu pekerja dalam beberapa hari apabila mereka tidak mendapatkan bailout (bantuan dari pemerintah). Mereka memberikan deadline kepada Departemen Keuangan sampai Selasa (1/4) untuk mengeluarkan prosedur bagi maskapai penerbangan yang ingin mengajukan hibah.

Maskapai penerbangan mengatakan, Departemen Keuangan harus mengalokasikan hibah sesuai dengan gaji dan tunjangan yang dibayarkan operator mulai 1 April hingga 30 September. Untuk mendapatkan hibah, maskapai harus mengajukannya terlebih dahulu ke Departemen Transportasi AS.

Berdasarkan pengajuan pasar saham 2019 untuk maskapai penerbangan AS yang diperdagangkan publik, American Airlines mengeluarkan biaya paling tinggi dalam gaji dan tunjangan. Besarannya mencapai 6,4 miliar dolar AS selama periode enam bulan. American optimistis memenuhi syarat untuk mendapatkan pinjaman dan hibah dari pemerintah senilai 12 miliar dolar AS.

United Airlines, maskapai dengan penerbangan terjauh dalam rute Asia-Pasifik, mencatat tingkat ASM tertinggi yakni sekitar 285 ribu pada 2019. Diikuti oleh Delta, American Airlines, Southwest, Alaska, JetBlue, Spirit Airlines dan Hawaiian.

sumber : Reuters
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement