Rabu 01 Apr 2020 14:30 WIB

Kunjungan Turis China Anjlok 93,5 Persen di Februari

Penurunan kunjungan turis China terbesar dibanding negara lain.

Rep: Dedy Darmawan Nasution/ Red: Indira Rezkisari
Sejumlah wisatawan asal China berada di Padang, Sumatera Barat, Senin (27/1/2020). Pada bulan Februari jumlah turis China yang masuk ke Indonesia turun 93.5 persen.
Foto: Antara/Iggoy el Fitra
Sejumlah wisatawan asal China berada di Padang, Sumatera Barat, Senin (27/1/2020). Pada bulan Februari jumlah turis China yang masuk ke Indonesia turun 93.5 persen.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat terdapat penurunan signifikan dari kunjungan wisatawan mancanegara (wisman) asal Cina. Sepanjang bulan Februari 2020 jumlah kunjungan hanya sebesar 11.780 kunjungan atau turun 93,5 persen dari posisi Januari 2020 yang mencapai 181 ribu kunjungan.

Kepala BPS, Suhariyanto, menjelaskan, penurunan wisman asal China menjadi yang terbesar dibandingkan penurunan wisman dari negara lain. "Penurunan wisman asal kebangsaan yang paling curam adalah dari China, penurunan yang luar biasa," kata Suhariyanto di Jakarta, Rabu (1/4).

Baca Juga

Dibandingkan dengan jumlah kunjungan wisman asal China pada Februari 2019, penurunannya mencapai 94,11 persen. Sebab, pada Februari tahun lalu angka kunjungan cukup besar, yakni 199 ribu kunjungan.  

China selama ini menjadi salah satu negara asal wisman ke Indonesia yang mendominasi sektor pariwisata. Suhariyanto menjelaskan, adanya penurunan yang tajam itu membuat China tak lagi masuk ke dalam lima besar asal negara wisman terbanyak ke Indonesia.

Pada Februari 2020, lima besar negara yang mendominasi asal wisman ke Indonesia yakni Malaysia sebesar 175 ribu kunjungan (19,8 persen), Australia 90,7 ribu kunjungan (10,2 persen), Singapura 88,7 ribu kunjungan (10,0 persen), Timor Leste 80,7 ribu kunjungan (9,1 persen) serta India 41,9 ribu kunjungan (4,7 persen).

"Tiongkok sudah tidak terlihat karena penurunan yang besar sekali," ujarnya.

Turunnya kunjungan wisman asal China tak lain merupakan dampak dari wabah virus corona baru (Covid-19) yang disebut berasal dari Kota Wuhan, China.

Pemerintah Indonesia kemudian mengambil langkah kebijakan untuk melarang penerbangan dari dan ke China mulai Rabu, 5 Februari 2020 hingga batas waktu yang belum ditentukan. Kebijakan itu ditempuh untuk melindungi Indonesia dari penyebaran Covid-19.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
اَلَمْ تَرَ اِلَى الَّذِيْ حَاۤجَّ اِبْرٰهٖمَ فِيْ رَبِّهٖٓ اَنْ اٰتٰىهُ اللّٰهُ الْمُلْكَ ۘ اِذْ قَالَ اِبْرٰهٖمُ رَبِّيَ الَّذِيْ يُحْيٖ وَيُمِيْتُۙ قَالَ اَنَا۠ اُحْيٖ وَاُمِيْتُ ۗ قَالَ اِبْرٰهٖمُ فَاِنَّ اللّٰهَ يَأْتِيْ بِالشَّمْسِ مِنَ الْمَشْرِقِ فَأْتِ بِهَا مِنَ الْمَغْرِبِ فَبُهِتَ الَّذِيْ كَفَرَ ۗوَاللّٰهُ لَا يَهْدِى الْقَوْمَ الظّٰلِمِيْنَۚ
Tidakkah kamu memperhatikan orang yang mendebat Ibrahim mengenai Tuhannya, karena Allah telah memberinya kerajaan (kekuasaan). Ketika Ibrahim berkata, “Tuhanku ialah Yang menghidupkan dan mematikan,” dia berkata, “Aku pun dapat menghidupkan dan mematikan.” Ibrahim berkata, “Allah menerbitkan matahari dari timur, maka terbitkanlah ia dari barat.” Maka bingunglah orang yang kafir itu. Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang zalim.

(QS. Al-Baqarah ayat 258)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement