Selasa 14 Apr 2020 21:35 WIB

Yuri: Penyakit Pemberat Tambah Kasus Kematian Pasien Corona

Jubir pemerintah membeberkan penyakit pemberat menambah kasus kematian pasien corona

Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan COVID-19 Achmad Yurianto menyampaikan keterangan pers di Graha BNPB, Jakarta, Jumat (27/3/2020). Berdasarkan data hingga Jumat (27/3/2020) pukul 12.00, jumlah kasus positif COVID-19 mencapai 1.046 orang di 27 provinsi se-Indonesia dengan jumlah pasien sembuh mencapai 46 orang dan meninggal dunia mencapai 87 orang.
Foto: ANTARA/Nova Wahyudi
Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan COVID-19 Achmad Yurianto menyampaikan keterangan pers di Graha BNPB, Jakarta, Jumat (27/3/2020). Berdasarkan data hingga Jumat (27/3/2020) pukul 12.00, jumlah kasus positif COVID-19 mencapai 1.046 orang di 27 provinsi se-Indonesia dengan jumlah pasien sembuh mencapai 46 orang dan meninggal dunia mencapai 87 orang.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 membeberkan sejumlah penyakit pemberat yang ikut memicu bertambahnya angka kematian pasien positif corona di Indonesia. Selain itu, masyarakat juga diminta mewaspadai penyakit demam berdarah di musim pancaroba seperti saat ini.

"Kita harus sadari bahwa masih banyak ancaman yang bisa menjadi faktor komorbid atau pemberat sehingga menambah kasus kematian," kata Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan Covid-19 Achmad Yurianto di Graha BNPB di Jakarta, Selasa (14/4).

Baca Juga

Yurianto menyebutkan, penyakit bawaan pasien Covid-19 itu di antaranya hipertensi, penyakit sesak nafas karena adanya kelainan paru-paru, asma, tuberculosis (TBC) dan diabetes. Yuri melanjutkan, dalam musim pancaroba seperti saat ini, masyarakat juga diminta mewaspadai penyakit demam berdarah.

Sebab penyakit itu juga bisa memperburuk kondisi pasien jika disertai penyakit yang disebabkan virus SARS-CoV-2 itu. Untuk itu, ia meminta kepada orang dalam pemantauan (ODP) yang hingga saat ini mencapai 139.137 orang untuk mematuhi isolasi diri agar memutus rantai penyebaran Covid-19.

"Masih ada kasus positif, tanpa gejala, tanpa keluhan masih ada di tengah masyarakat, ini menjadi sumber penularan," ujarnya.

Kondisi itu, lanjut dia, dapat memberi dampak khususnya kepada masyarakat rentan seperti golongan lanjut usia yang rentan tertular apalagi disertai penyakit bawaan tersebut.

Untuk itu, Gugus Tugas menekankan pentingnya selalu menjaga pembatasan aktivitas sosial, menggunakan masker jika terpaksa kelua rumah, mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir selama 20 detik.

Selain, itu menjaga jarak satu hingga dua meter ketika berkomunikasi dan tidak menyentuh area wajah khusus mata, mulut dan hidung ketika belum mencuci tangan

 

sumber : Antara
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement