VIVA – Ivan Gunawan ikut merasakan bagaimana dampak wabah COVID-19 menyerang sektor ekonomi. Apalagi dia punya beberapa bisnis di bidang fesyen. Dia juga punya toko pakaian muslimah dan hijab.
Igun, begitu sapaannya, langsung putar otak bagaimana caranya tetap bisa jualan. Tokonya tutup, sehingga seluruh transaksi dan penjualan dilakukan secara online.
"Kalau outlet yang ditutup memang semua outlet saya tutup. Tapi saya memberlakukan pembelanjaan lewat online karena saya menghindari customer dateng ke toko," katanya di kawasan Tendean, Jakarta Selatan, baru-baru ini.
Igun menutup tokonya sebagai salau satu cara agar memutus rantai penularan wabah COVID-19. Dia tak ingin semakin banyak orang terjangkit virus ini jika ada kerumunan di suatu tempat.
Sebentar lagi seluruh pebisnis akan menyambut bulan suci Ramadan. Ivan Gunawan ternyata sudah menyiapkan koleksi untuk Ramadan yang bisa dijual.
"Apalagi saya tuh bersyukurnya saya bikin koleksi satu bulan sebelum adanya corona. Jadi saya sudah memberikan PO (pre order) kepada agen-agen dan juga distributor. Jadi sekarang saya tinggal kasih dan nanti berjualan buat puasa," ungkap Igun lagi.
Begitu pula dengan gaji dan THR (tunjangan hari raya) untuk karyawan. Igun selalu memberikannya tepat waktu meski wabah COVID-19 membuat tokonya tutup.
"Gaji karyawan ya pasti ada, ya ada. Tapi gimana caranya tetap berusaha. Jadi dengan saya berjualan peyek, jadi income, maksudnya di butik lagi enggak terlalu banyak. Jadi bisa menutup kebutuhan. Ya kalau saya sih sampai saat ini saya tidak ada pengurangan pegawai," tutur Ivan Gunawan.