Sabtu 18 Apr 2020 17:20 WIB

Eijkman dan PMI akan Ambil Plasma Darah Pasien Sembuh Corona

Pengambilan plasma darah untuk mengembangkan pengobatan bagi pasien lainnya.

Rep: Nawir Arsyad Akbar/ Red: Ratna Puspita
Kepala Lembaga Biologi Molekuler Eijkman, Prof Amin Soebandrio.
Foto: Dok Eijkman
Kepala Lembaga Biologi Molekuler Eijkman, Prof Amin Soebandrio.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Lembaga Biologi Molekuler Eijkman bekerja sama dengan Palang Merah Indonesia (PMI) akan mengambil plasma darah milik pasien yang sembuh dari virus Covid-19 atau corona. Hal itu dilakukan untuk mengembangkan pengobatan bagi pasien lainnya.

"Bersama dengan PMI kami akan merekrut yang sudah sembuh atau penyintas Covid-19," ujar Kepala Lembaga Biologi Molekuler Eijkman Institute Amin Soebandrio dalam sebuah diskusi, Sabtu (18/4).

Baca Juga

Ia menjelaskan, dalam plasma darah pasien yang sudah sembuh terdapat antibodi untuk melawan virus. Nantinya, plasma darah tersebut akan didonorkan ke pasien lain yang tengah berjuang untuk sembuh.

Sebelum itu, plasma darah pendonor akan diuji terlebih dahulu. Agar memastikan bahwa plasma darah aman dan sehat untuk didonorkan ke pasien lain.

"Dalam darahnya mengandung antibodi cukup baik dan tidak ada virus atau bakteri lain, itu sudah kami anggap aman. Kami minta kesediaan mereka untuk mendonasikan plasma darahnya," ujar Amin.

Bagi para penyintas dapat mendonorkan plasma darahnya pada dua hingga empat minggu setelah ditetapkan sembuh. Nantinya, plasma dari seorang pendonor dapat digunakan untuk mengobati dua hinga tiga pasien.

“Kalau kami dapat 300 cc plasma, kami bisa berikan ketika orang masing-masing 100 cc. Itu kalau kadar antibodinya cukup," ujar Amin.

Plasma juga dapat disimpan dalam bentuk beku. Sehingga jika ada rumah sakit yang membutuhkan, pihaknya dapat segera mengirimkannya.

"Jadi dalam hal ini Lembaga Eijkman dan PMI menyediakan bagian hulunya dan memastikan plasma yang diambil dari donor aman dan resipiennya juga aman," ujar Amin. 

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement