Kamis 23 Apr 2020 11:56 WIB

Kementan Lakukan Pendampingan Panen Raya di Jatim

Di tengah pandemi virus Covid-19 pertanian menjadi sumber kekuatan

Pendampingan Panen Raya di Jatim yang dilakukan Kementan mendapat apresiasi Komisi IV DPR.
Foto: DPR
Pendampingan Panen Raya di Jatim yang dilakukan Kementan mendapat apresiasi Komisi IV DPR.

REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Pemenuhan kebutuhan pangan untuk 267 juta penduduk, di tengah kondisi pandemi saat ini mengharuskan Kementerian Pertanian (Kementan) untuk all out melakukan pengawalan dan pendampingan kepada petani agar pertanian tidak berhenti.

Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo (SYL) kerap mengatakan, pangan masyarakat harus tercukupi karena ini yang menjadi kekuatan bangsa. ”Di tengah pandemi virus Covid-19 pertanian menjadi sumber kekuatan dan penyelamat bangsa”, kata SYL.

Baca Juga

Tanggung jawab besar dalam pemenuhan pangan ini akan mudah direalisasikan dengan cara saling bekerja sama seperti yang dibuktikan para petani, dan penyuluh di wilayah binaan Kostratani Jombang, Jawa Timur. 

Menurut Komisi IV DPR RI  Ema Ummiyatul Chusnah, ST., M.Pd panen pada masa panen pertama petani di Desa Nglele, Kecamatan Sumobito Kabupaten Jombang hari Rabu (22/4) merupakan bentuk sinergi antara lembaga, pusat dan daerah. Lebih lanjut dalam kunjungannya Ema memberikan apresiasi atas kiprah jajaran Kementan, para penyuluh, mantri tani dan pendamping dari Politeknik Pembangunan Pertanian Malang atas kegiatan pendampingan yang telah dilakukannya sehingga petani tetap bisa produksi dan panen meski saat pandemi Covid-19 seperti saat ini.

"Kementan sudah memberi jaminan stok pangan ke depan aman, dan kita sudah membuktikan di Kabupaten Jombang ini bisa melakukan panen raya, semoga petani mendapatkan manfaat dan barokahnya dari panen raya ini,“ tegas Ning Ema sapaan akrabnya dengan nada optimistis.

Menurutnya, hal yang perlu dilakukan saat pandemi Covid-19 sekarang ini selain memastikan stok pangan aman, yang paling penting adalah harganya juga normal terutama menjelang bulan Ramadhan. Pihaknya akan melakukan rapat anggaran di Komisi IV DPR RI terkait refocusing anggaran. Dimana anggaran semua Kementerian saat ini dipangkas untuk menyikapi dan mengantisipasi wabah Covid-19.

“Saya berharap program-program untuk subsidi bagi petani segera bisa direalisasikan dan disiapkan semuanya. Sehingga petani tetap bisa bercocok tanam dan produksi,” pungkas wanita yang sangat disegani kalangan nahdliyin Jombang ini.

Sementara itu Dr. Priadi, MM, Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kabupaten Jombang bahwa target produksi gabah tahun ini sekitar 225 ribu ton atau setara beras 199 ribu ton tahun ini yang sudah di panen pada MP1 sebanyak 31,6 ribu ton. Sementara, jumlah penduduknya 1,26 Juta itu membutuhkan beras 101 ribu ton.

 

“Jadi, hasil panen di masa panen ini saja, dikonsumsi penduduk Jombang sudah surplus 59 ton, belum di Musim Kemarau,” ujar Priadi disela aktivitas pendampingan panen raya.

Di tempat terpisah Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian (BPPSDMP), Prof. Dedi Nursyamsi menyampaikan bahwa pertanian tidak boleh berhenti walaupun ditengah serangan Covid-19.

 “Masalah pangan adalah masalah yang sangat utama, hidup matinya suatu bangsa. Saat ini pejuang melawan Covid-19 bukan hanya dokter, perawat dan tenaga medis tapi juga seluruh insan pertanian yang bahu membahu menyediakan pangan bagi seluruh masyarkat. Pertanian tidak boleh berhenti apapun yang terjadi,” ujar Dedi mengapresiasi dan menyemangati kerja para Penyuluh dan para Pendamping Kostratani daerah untuk tetap aktif dan produktif mendampingi petani, agar proses budidaya di lahan masing-masing, panen dan pemrosesannya berjalan dengan baik

Dalam situasi saat ini, pertanian juga merupakan garda terdepan dalam mengatasi virus Covid-19. Sebab, pemenuhan kebutuhan pangan juga berperan penting untuk menjaga imunitas tubuh.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement