Selasa 12 May 2020 17:38 WIB

Perawat Meninggal 2 Pekan Setelah Selamatkan Pasien Covid-19

Bergegas menyelamatkan pasien Covid-19, perawat di Kalifornia tertular.

Rep: Puti Almas/ Red: Reiny Dwinanda
Dokter dan perawat mengelilingi pasien yang terpapar Covid-19 di AS. Seorang perawat di Kalifornia tertular Covid-19 dari pasien yang dibantunya karena mengalami henti napas. Perawat itu meninggal 14 hari setelah menolong pasien tersebut.
Foto: Ashlee Rezin Garcia/Chicago Sun-Times via AP
Dokter dan perawat mengelilingi pasien yang terpapar Covid-19 di AS. Seorang perawat di Kalifornia tertular Covid-19 dari pasien yang dibantunya karena mengalami henti napas. Perawat itu meninggal 14 hari setelah menolong pasien tersebut.

REPUBLIKA.CO.ID, LOS ANGELES — Celia Marlos, seorang perawat di Los Angeles, Kalifornia, Amerika Serikat (AS) kehilangan nyawa setelah berjuang menyelamatkan pasien yang terinfeksi virus corona jenis baru (Covid-19). Saat itu, ia dilaporkan menangani pasien yang sedang kritis tanpa menggunakan alat pelindung diri (APD) lengkap.

Marcos bekerja di Hollywood Presbyterian Medical Center, salah satu rumah sakit yang menangani Covid-19. Ketika sedang bertugas, sekitar dua pekan lalu, ia menemukan seorang pasien dalam kondisi tidak bernapas dan dengan cepat melakukan tindakan darurat.

Baca Juga

Meski saat itu Marcos tidak mengenakan APD yang memadai, jiwa menolongnya tak terbendung. Hanya menggunakan masker bedah yang tipis, ia tetap menangani pasien tersebut dengan melakukan kompresi dada.

Perempuan berusia 61 tahun itu nampaknya tidak ingin membuang waktu dengan mencari lebih dahulu masker N95 yang seharusnya digunakan saat menangani pasien Covid-19.  Dalam sebuah laporan dilansir The Sun, Marcos dikatakan berlari ke dalam ruangan perawatan pasien dan mulai melakukan kompresi dada, sebagai teknik medis untuk membuat seseorang kembali bernapas.

Namun, teknik ini membuat adanya partikel dari pasien yang terinfeksi terlepas ke udara. Dua belas hari setelah menangani pasien yang kritis tersebut, Marcos dinyatakan positif Covid-19.

Dua hari setelahnya, Marcos meninggal. Ia sempat mengirimkan pesan kepada seorang keponakan perempuannya dengan mengatakan menjadi salah satu yang berjuang di hadapan pasien itu.

Sebuah sumber dalam laporan kepada Times mengatakan bahwa Marcos dan perawat-perawat lainnya yang bekerja di rumah sakit Hollywood Presbyterian Medical Center kerap bekerja tanpa APD lengkap. Masker N95 yang diperlukan untuk menutup area wajah tenaga medis guna mencegah penularan virus disebut tersedia terbatas dan hanya dapat digunakan dalam kondisi darurat.

Namun, sebuah pernyataan dari rumah sakit membantah klaim tersebut. Hollywood Presbyterian Medical Center mengatakan, pihaknya telah bekerja sesuai pedoman lokal dan federal serta sangat berkomitmen terhadap hal itu.

"Terlepas dari upaya dan komitmen kami untuk mengikuti semua pedoman, kami masih harus kehilangan tenaga medis akibat virus yang mengerikan ini dan kami merasakan kehilangan ini sangat dalam," ujar pernyataan Hollywood Presbyterian Medical Center.

Marcos adalah di antara setidaknya 36 petugas kesehatan yang meninggal di Kalifornia sejak awal wabah Covid-19 terjadi di AS. Hampir 200 orang menghadiri peringatan kepergiannya, dengan menyalakan lilin pada Rabu (6/5) lalu.

Dalam sebuah pernyataan tertulis, putra dari Marcos, John mengatakan, keluarga yang berada di Filipina benar-benar berduka atas hal ini. Ia bahkan mengatakan sang ibu adalah sosok yang sering diandalkan banyak orang.

"Dia adalah orang yang sama pendiam, kuat, dan suportif dalam keluarga besar kami bahwa dia ada di sini untuk bekerja di rumah sakit,” jelas John.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement