Senin 18 May 2020 06:30 WIB

Australia Sebut Cina Abaikan Ajakan Perdamaian

China menuding Australia memainkan trik kotor.

Rep: Lintar Satria/ Red: Teguh Firmansyah
Bendera Australia dan Cina.
Foto: AAP
Bendera Australia dan Cina.

REPUBLIKA.CO.ID, MELBOURNE -- Australia meminta China merespons ajakan untuk berunding memperbaiki ketegangan perdagangan. Hubungan Australia dan China memburuk setelah Canberra menyerukan penyelidikan independen mengenai asal mula virus Corona.

China menuduh Australia 'memainkan trik kotor'. Baru-baru ini Beijing menangguhkan impor daging sapi dari empat pabrik pengolahan daging terbesar di Australia.

China juga tengah mempertimbangan menerapkan tarif tinggi pada impor jelai. Dalam wawancaranya dengan Australian Broadcasting Corp (ABC) Menteri Perdagangan Simon Birmingham mengaku sudah mengajak menteri perdagangan China untuk berunding.

"Pada tahapan ini ajakan tersebut belum diakomodir, kami terbuka untuk membahasnya, bahkan membahas isu-isu sulit," kata Birmingham dalam program acara Insiders, Ahad (17/5).

Birmingham mengatakan bila China benar-benar memberlakukan tarif tinggi pada impor jelai mereka. Australia memiliki hak untuk mengajukan perkara terhadap Cina ke Organisasi Perdagangan Dunia (WTO).

Hubungan Cnina-Australia memburuk setelah Negeri Kanguru menuduh Beijing terlibat dalam urusan dalam negeri mereka. Australia juga khawatir dengan semakin kuatnya pengaruh China di kawasan Pasifik.

Seruang penyelidikan independen virus Corona Australia mengikuti perkataan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump. Trump mengatakan China harus menerima konsekuensi jika 'diketahui bertanggung jawab' terhadap pandemi.

Canberra bersikeras penyelidikan independen terhadap pandemi yang tampaknya bermula dari pasar hewan liar di Wuhan tidak bermuatan politik. Australia juga bergabung dengan negara-negara lain yang juga mendorong penyelidikan tersebut dalam  pertemuan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) di Swiss pekan depan. n Lintar Satria/Reuters

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement