Kamis 21 May 2020 03:49 WIB

Pub di Jepang Tetapkan Sistem Baru saat Pandemi

Seluruh bisnis di Jepang perlahan dibuka kembali selama pandemi Covid-19

Rep: Puti Almas/ Red: Christiyaningsih
 Warga saat makan di toko ramen kecil di distrik hiburan dekat stasiun Shibuya sebelum pemerintah memberlakukan penutupan pada jam 8malam untuk restoran dan bar di Tokyo, Jepang, Sabtu (25/4). Seluruh bisnis di Jepang perlahan dibuka kembali selama pandemi Covid-19. Ilustrasi.
Foto: AP /Kiichiro Sato
Warga saat makan di toko ramen kecil di distrik hiburan dekat stasiun Shibuya sebelum pemerintah memberlakukan penutupan pada jam 8malam untuk restoran dan bar di Tokyo, Jepang, Sabtu (25/4). Seluruh bisnis di Jepang perlahan dibuka kembali selama pandemi Covid-19. Ilustrasi.

REPUBLIKA.CO.ID, TOKYO — Seluruh bisnis di Jepang, mulai dari pertokoan, restoran, hingga bar akan perlahan dibuka kembali setelah negara itu memberlakukan status darurat selama pandemi Covid-19. Wabah masih menjadi ancaman, tetapi banyak orang yang nampak bersiap untuk kembali memulai aktivitas seperti semula, meski ada hal-hal, termasuk konsekuensi yang tetap harus diterapkan.

Salah satunya ada pub di Shinjuku, Tokyo yang kini bersiap untuk beroperasi kembali. Pub akan berusaha membuat para pengunjung merasa aman untuk kembali menikmati suasana makan di luar.

Baca Juga

Karena itu, pub di Shinjuku mempersiapkan mesin penyemprot disinfektan kepada pelanggan saat mereka masuk. Seperti prosedur yang telah ditetapkan sejak awal pandemi Covid-19 terjadi, pertama-tama pengunjung yang datang diminta untuk membersihkan tangan dan pemeriksaan suhu dilakukan.

Para pengunjung kemudian diminta untuk masuk ke mesin yang terlihat seperti pemindai keamanan bandara atau tempat cuci mobil untuk manusia. Mereka disemprot dengan cairan disinfektan berbasis klor yang berbentuk seperti kabut halus selama 30 detik. Setelah itu, mereka diarahkan dengan map yang sudah tersedia menuju tempat duduk dan memesan makanan atau minuman dengan ponsel pintar.

Sepanjang proses kedatangan pengunjung, tak ada interaksi langsung dilakukan dengan staf pub. Ini merupakan sebuah sistem baru yang perlu diterapkan selama pandemi Covid-19 masih berlangsung.

Selain itu, terdapat pembatas yang terbuat dari akrilik transparan dipasang di antara setiap meja. Ini berfungsi untuk meminimalkan risiko penyeberan virus yang tampaknya cukup efektif.

“Kami ingin mengembangkan sistem yang sesuai dengan gaya hidup baru yang dapat mencegah infeksi virus,” ujar presiden Kichiri&Co Group, salah satu perusahaan yang memiliki pub, seperti dilansir The Globe and Mail pada Rabu (20/5).

Meski masih bersifat percobaan, saat sistem dinilai tepat maka pengembangan lebih lanjut dilakukan. Pengetahuan tentang sistem ini juga akan dibagikan untuk banyak bisnis lainnya, khususnya yang bergerak di bidang kuliner seperti pub, restoran, dan bar lainnya.

Kichiri juga telah memasang stan penyemprotan disinfektan, yang harganya lebih dari 700 ribu yen atau sekitar 6.493 dolar AS di sebuah pub di Osaka. Di kota yang terkenal sebagai salah satu destinsi wisatawan dunia tersebut, pemerintah setempat akan mencabut status darurat pada Kamis (21/5) besok.

Status darurat Jepang diberlakukan pada awal April, menyusul jumlah kasus Covid-19 yang meningkat secara signifikan di negara itu. Dalam pengumuman yang dikeluarkan oleh Perdana Menteri Shinzo Abe, semua warga diminta untuk tidak pergi keluar rumah kecuali untuk membeli bahan makanan, obat, dan mencari perawatan medis.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَلَقَدْ اَرْسَلْنَا رُسُلًا مِّنْ قَبْلِكَ مِنْهُمْ مَّنْ قَصَصْنَا عَلَيْكَ وَمِنْهُمْ مَّنْ لَّمْ نَقْصُصْ عَلَيْكَ ۗوَمَا كَانَ لِرَسُوْلٍ اَنْ يَّأْتِيَ بِاٰيَةٍ اِلَّا بِاِذْنِ اللّٰهِ ۚفَاِذَا جَاۤءَ اَمْرُ اللّٰهِ قُضِيَ بِالْحَقِّ وَخَسِرَ هُنَالِكَ الْمُبْطِلُوْنَ ࣖ
Dan sungguh, Kami telah mengutus beberapa rasul sebelum engkau (Muhammad), di antara mereka ada yang Kami ceritakan kepadamu dan di antaranya ada (pula) yang tidak Kami ceritakan kepadamu. Tidak ada seorang rasul membawa suatu mukjizat, kecuali seizin Allah. Maka apabila telah datang perintah Allah, (untuk semua perkara) diputuskan dengan adil. Dan ketika itu rugilah orang-orang yang berpegang kepada yang batil.

(QS. Gafir ayat 78)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement