Kamis 21 May 2020 10:40 WIB

Kanoute Galang Dana Bangun Masjid Pertama di Sevilla

Dengan galang dana ini, Sevilla akan memiliki masjid pertama dalam 700 tahun.

Rep: Kiki Sakinah/Puti Almas/ Red: Ani Nursalikah
Kanoute Galang Dana Bangun Masjid Pertama di Sevilla. Frederic Kanoute
Foto: AP/Angel Fernandez
Kanoute Galang Dana Bangun Masjid Pertama di Sevilla. Frederic Kanoute

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Mantan bintang sepak bola asal Prancis, Frederic Oumar Kanoute, melakukan kampanye penggalangan dana secara daring untuk membangun masjid dan pusat kebudayaan yang dibangun khusus di Sevilla, Spanyol. Masjid dan pusat kebudayaan yang akan dibangun di kota itu menjadi yang pertama dalam lebih dari 700 tahun.

Dana yang telah terkumpul dari penggalangan dana online tersebut saat ini sudah mencapai satu juta dolar AS. Kanoute merupakan seorang Muslim kelahiran Prancis dengan latar belakang Mali. Kanoute memeluk Islam pada usia 20 tahun.

Baca Juga

Ia pernah bermain membela klub sepak bola Prancis, Sevilla FC. Setahun yang lalu, Kanoute memulai kampanye di LaunchGood, sebuah platform penggalangan dana yang berfokus pada komunitas Muslim global.

"Terima kasih dan semoga Allah membalas bagi Anda untuk semua yang berpartisipasi dalam kampanye ini," kata Kanoute melalui unggahan di Twitter miliknya pada Selasa, dilansir di Aljazirah, Kamis (21/5).

Kampanye "Masjid Kanoute 4 Seville" itu akan mengumpulkan dana tambahan yang dihimpun pada 27 Mei 2020. Sementara itu, perkiraan biaya dari proyek tersebut mendekati 12 juta euro (13,1 juta dolar). Tahun lalu, Kanoute bekerja sama dengan Yayasan Masjid Seville (SMF).  

"Ketika saya tiba di Sevilla, sangat sulit menemukan masjid. Saya harus bertanya kepada orang-orang," ujarnya kepada Aljazirah.

Pada 2007, Kanoute membeli sebuah mushala di Sevilla yang hampir ditutup setelah kontrak tempat itu akan berakhir. Pemenang piala Spanyol dan UEFA ini sebelumnya menggambarkan ruang sholat itu sebagai masjid sementara. Kanoute sendiri bertekad proyek 1 juta dolar ini akan lebih besar dan lebih permanen.

Jika tujuan ini tercapai, bangunan masjid dan pusat kebudayaan itu akan menjadi yang pertama hadir di Sevilla. Pasalnya, seorang anggota departemen Studi Arab dan Islam di Universitas Seville, Olga Torres, mengatakan tidak ada masjid yang dibangun khusus di kota itu dalam hampir 800 tahun.

Komunitas Muslim Sevilla sendiri merupakan campuran yang terdiri dari mualaf Spanyol, Muslim Spanyol generasi kedua, dan orang-orang dari Aljazair, Maroko, Senegal dan orang-orang dengan latar belakang Mali. Spanyol diperkirakan memiliki populasi dua juta Muslim, dengan sekitar 30 ribu tinggal di Seville.

Sementara itu, direktur SMF Ibrahim Hernandez mengatakan Kanoute adalah sosok yang sangat dihormati di Sevilla tidak hanya karena sepak bola, namun dari pribadinya pula. "Ketika Anda memiliki seseorang seperti Oumar di samping Anda, orang ingin mendengar cerita Anda, mereka ingin tahu tentang Anda, apa yang Anda lakukan," kata Hernandez.

Selain sebagai tempat sholat, masjid dan pusat kebudayaan itu akan menjadi tempat mengadakan lokakarya bagi masyarakat setempat. Lokakarya itu mencakup hal-hal seperti persalinan, seni Andalusia dan memasak.

Selain itu, pusat kebudayaan itu juga direncanakan untuk klinik kesehatan yang menyediakan perawatan primer untuk penduduk setempat. Di samping itu, rencananya akan ada kelas bahasa Arab dan Alquran bagi anak-anak.

"Sebuah masjid untuk kaum muda, anak-anak dan Muslim generasi pertama, kedua dan ketiga sangat penting untuk identitas mereka, dan memahami agama mereka," kata seorang wirausahawan Inggris yang juga penduduk Sevilla, Abdiya Meddings.

Ia mengatakan, ruang sholat yang ada di Seville biasanya kecil dan ada di ruang bawah tanah. Sementara itu, kata dia, sebagian besar wanita tidak pergi sholat Jumat, namun ruang wanita di mushola masih penuh.

Medding yang juta mantan guru Alquran ini biasa mengajar anak-anak berusia antara lima dan 13 tahun. Akan tetapi, menurutnya, ruang itu sering terlalu kecil untuk mereka belajar mengaji.

Dia mengatakan, meskipun menjadi daya tarik wisata utama bagi umat Islam, sebagian karena sejarah Islam sejak abad ke-8, sulit menemukan tempat untuk beribadah di Sevilla. Di Sevilla, ruang-ruang ibadah yang ia ketahui hampir seperti disembunyikan.

"Pengunjung datang ke Sevilla dan mereka tidak dapat menemukannya. Penting mereka (wisatawan) bertemu dengan Muslim di kota ini, dan menemukan ruang untuk sholat. Bukankah Allah menciptakan kita dalam suku-suku sehingga kita dapat saling mengenal?" ujarnya.

Meddings mengatakan, keberadaan masjid akan membantu dalam normalisasi umat Islam di kota ini. "Kita bisa mengatakan, lihat kita tidak mencoba melakukan islamisasi, datang temui kami, temui anak-anak kami, mereka sama seperti kamu, mari kita merayakan Idul Fitri bersama-sama," tambahnya.

Di tengah meningkatnya islamofobia di seluruh Eropa, penyelenggara proyek masjid Sevilla ini berharap bisa mengatasi prasangka. Partai sayap kanan Spanyol Vox pernah menuntut penutupan yang disebutnya sebagai "masjid fundamentalis" dan menyerukan penangkapan dan deportasi imam ekstremis.

Hernandez mengatakan, salah satu niat yang mereka miliki adalah mengubah persepsi orang-orang tentang Islam. Setelah mereka melakukan kontak dekat dengan orang-orang, ia berharap dapat membantu menambah pengetahuan mereka tentang Islam. 

 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement