Rabu 27 May 2020 12:32 WIB

Dokter Tirta: Normal Baru, tak Berarti Salaman dengan Corona

Normal baru bermakna mengendalikan infeksi selama vaksin belum ditemukan.

Red: Teguh Firmansyah
Aktivitas Mall. Aktivitas pengunjung di Summarecon Mall Bekasi, Selasa (26/5)
Foto: Republika/Edwin Dwi Putranto
Aktivitas Mall. Aktivitas pengunjung di Summarecon Mall Bekasi, Selasa (26/5)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Normal baru di tengah pandemi adalah adaptasi untuk memutus rantai infeksi Covid-19, bukan menerima keadaan tanpa berbuat apapun. Demikian disampaikan relawan medis Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 dr. Tirta Mandira Hudhi.

"Yang paling penting adalah maksudnya menerima di sini bukan berarti kita salaman dengan Covid-19," kata Dokter Tirta dalam konferensi pers Gugus Tugas di Graha BNPB, Jakarta, Rabu.

Baca Juga

Menurut dia, menerima normal yang baru adalah berusaha mengontrol infeksinya karena penyakit itu akan selalu ada selama belum ditemukan vaksin atau obat untuk mengentaskannya. Memutus rantai infeksi masih menjadi satu-satunya cara dan hal itu tetap dilakukan ketika aktivitas masyarakat mulai dilaksanakan.

Salah satu cara untuk melakukannya adalah dengan cara adaptasi baru. Dia mencontohkan bagaimana sebuah restoran beradaptasi di era normal baru dengan membuat sekat untuk menjaga jarak.