REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pelaksana tugas Direktur Jenderal Bina Administrasi Kewilayahan Kementerian Dalam Negeri Safrizal mengungkap, hasil penilaian zonasi daerah berdasarkan indikator masyarakat aman dari Covid-19 yang masih bertambah dan sudah menurun. Ia mengatakan, ada 16 provinsi yang gambaran kasus Covid-19 cenderung menurun dari hari ke hari.
"Kasus yang semakin lama semakin menurun tergambar di provinsi Aceh, Riau, Sumatra Selatan, Lampung, Jambi, DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, DIY, Banten, Nusa Tenggara Timur, Kalimantan Timur, Kalimantan Utara, Sulawesi Tengah, Sulawesi Selatan dan Sulawesi Tenggara," kata Safrizal saat konferensi pers di Graha BNPB, Jakarta, Jumat (5/6).
Sedangkan, daerah atau provinsi yang penilaian R0-nya masih di atas angka satu atau menggambarkan kasus masih bertambah ada 18 provinsi. Antara lain, Sumatra Utara, Sumatra Barat, Bengkulu, Bangka Belitung, Kepulauan Riau, Jawa Timur, Bali, Nusa Tenggara Barat, Kalimantan Barat, Kalimatan Selatan, Kalimantan Tengah, Sulawesi Utara, Gorontalo, Maluku, Sulawesi Barat, Maluku Utara, Papua dan Papua Barat.
"Penilaian ini dilakukan dari grafik yang menunjukan kasus dari periode Mei hingga 4 Juni lalu," katanya.
Ia mengatakan, saat ini juga ada 102 daerah yang belum terdampak kasus Covid-19. Daerah ini sedang menuju pedoman masyarakat produktif namun aman dari virus Covid-19.
Sementara 85 kabupaten/kita masih berada di zona memiliki risiko tinggi atau merah, 180 kabupaten/kota memilik risiko sedang dan 139 lainnya zona kuning.
"Dimana terdapat 102 kabupaten/kota yang tidak atau belum memiliki kasus dan sudah siap new normal. Untuk 139 daerah kuning, terhadap daerah ini tetap berlaku pedoman pokok dimana kebijakan berdasarkan data terkini dan kesiapan daerah (untuk menuju new normal, Red)," katanya.
Karena itu, setiap daerah diminta secara periodik mengevaluasi dan mengupdate data kasus serta mempersiapkan daerahnya menuju tatanan new normal. Ia juga meminta daerah memperkuat mitigasi dari transmisi penyebaran virus Covid-19. "Waspadai gelombang kedua, dimana kadang-kadang naik turun maka dilakukan penguatan masif testing dan agresif tracing," katanya.