REPUBLIKA.CO.ID, BAGHDAD -- Irak mengkofirmasi 34 kematian baru akibat virus corona, sehingga totalnya menjadi 426. Jumlah kematian harian tersebut adalah yang tertinggi sejak Februari.
Kementerian Kesehatan Irak menyatakan, saat ini terdapat 1.146 kasus infeksi virus corona yang dikonfirmasi dalam satu hari. Dengan demikian, total kasus menjadi 15.414 dan pasien yang dinyatakan sembuh mencapai 6.214.
Pada Mei lalu, pemerintah Irak memberlakukan kembali jam malam hingga 14 Juni. Pemberlakuan itu dilakukan karena jumlah kasus virus corona yang terus melonjak.
Irak memberlakukan jam malam pertama kalinya pada 17 Maret, sebelum melonggarkan pembatasannya pada 21 April. Pemerintah mengizinkan warga untuk keluar rumah pada siang hari, dan memberlakukan jam malam nasional pada Jumat dan Sabtu. Peningkatan kasus virus corona memunculkan ketakutan jatuhnya sistem kesehatan Irak.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) memperingatkan bahwa pandemi virus corona belum mencapai puncaknya, karena jumlah kasus harian secara global masih meningkat. Direktur Jenderal WHO, Tedros Adhanom Ghebreyesus mendesak seluruh negara untuk melanjutkan upaya penanggulangan.
"Pandemi telah berlangsung selama lebih dari enam bulan, belum saatnya bagi negara mana pun untuk melepaskan diri," ujar Ghebreyesus.
Berita ini diterbitkan di: