Sabtu 20 Jun 2020 00:14 WIB

"Rapid Test Hanya untuk Kontak Erat dengan Penderita Corona"

Rapid test untuk menapis masyarakat yang menjalin kontak erat dengan penderita corona

Rep: Rr Laeny Sulistyawati/ Red: Gita Amanda
Petugas kesehatan mengambil sampel darah saat tes cepat (rapid test) COVID-19, (ilustrasi).
Foto: Antara/Adwit B Pramono
Petugas kesehatan mengambil sampel darah saat tes cepat (rapid test) COVID-19, (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 menegaskan tes cepat (rapid test) virus corona SARS-CoV2 (Covid-19) hanya dijalani orang-orang yang telah menjalin kontak erat dengan penderita virus tersebut. Jadi, menurut Gugus Tugas Covid-19, tak semua orang menjalani tes tersebut.

Menurut Ketua Tim Pakar Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito rapid test  yang banyak digelar secara massal, termasuk pihaknya menjadi skrining untuk menapis masyarakat yang telah menjalin kontak erat dengan penderita Covid-19.

Baca Juga

"Tujuannya untuk mengetahui yang terinfeksi virus atau tidak, kemudian kalau hasil rapid test negatif maka dalam tujuh sampai 10 hari lagi harus menjalani lagi tes ini," katanya saat konferensi pers virtual di akun Youtube Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) bertema Manfaat Rapid Test pada Kondisi Saat Ini, Jumat (19/6).

Karena itu, Wiku meminta masyarakat supaya tidak merasa paranoid menjalani tes ini. Kemudian ia menyebutkan jika hasil rapid test reaktif maka orang yang diduga menderita virus harus menjalani tahap selanjutnya yaitu tes Polymerase Chain Reaction (PCR). Selama menunggu hasil tes PCR, ia menyebutkan orang yang diduga terinfeksi virus ini bisa menjalani isolasi mandiri di rumah.

Wiku menambahkan jika hasil tes PCR negatif, ia menjelaskan artinya sudah tidak ada virus ini di tubuh orang tersebut dan bisa beraktivitas normal asalkan menjalankan protokol kesehatan.  Sebaliknya, dia melanjutkan, kalau hasil tes PCR positif maka orang ini artinya terinfeksi virus. Ia menyebutkan jika menunjukkan gejala berat maka harus dirawat di rumah sakit. Kemudian, jika menunjukkan gejala sedang dan tinggal di sekitar Jakarta bisa dirawat di rumah sakit darurat Kemayoran. Sementara itu, ia menyebutkan jika penderita menunjukkan gejala ringan maka bisa isolasi mandiri di rumah.

Terkait masyarakat yang merasakan gejala terinfeksi virus ini dan ingin menjalani rapid test, Wiku mengatakan, mereka terlebih dahulu disarankan mengunjungi dokternya supaya diperiksa. "Nanti dokter yang akan menentukan. Jadi jangan takut dengan tes PCR," ujarnya.

Karena itu, Wiku meminta masyarakat tetap menjalankan protokol kesehatan saat keluar rumah seperti memakai masker wajah, mencuci tangan, hingga menjaga jarak.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement