REPUBLIKA.CO.ID, JENEWA – Sekretaris Jenderal Liga Arab Ahmed Aboul Gheit menyebut aneksasi Israel di bagian-bagian Tepi Barat akan menghancurkan upaya perdamaian di Timur Tengah. Bahkan, hal tersebut juga dapat memicu perang agama di dalam dan di luar wilayah Timur Tengah.
"Langkah yang mungkin dilakukan Pemerintah Israel dengan mencaplok bagian-bagian wilayah Palestina yang diduduki akan menjadi ancaman serius bagi stabilitas regional jika dilaksanakan," kata dia seperti dilansir di Times of Israel, Rabu (25/6).
Gheit menambahkan, aneksasi Israel di Tepi Barat juga akan memiliki dampak yang lebih luas pada keamanan internasional di seluruh dunia. Jika diimplementasikan, rencana aneksasi oleh Israel tidak hanya merusak peluang perdamaian hari ini, tetapi juga akan menghancurkan prospek perdamaian pada masa depan.
"Palestina akan kehilangan kepercayaan pada solusi yang dinegosiasikan. Saya takut orang Arab juga akan kehilangan minat pada perdamaian regional. Sebuah realitas kelam baru akan mengatur konflik ini dan di wilayah pada umumnya," katanya.
Gheit menyampaikan hal itu dalam konferensi video yang digelar Dewan Keamanan PBB saat membahas persoalan aneksasi Israel di Tepi Barat pada Rabu (24/6) waktu setempat, beberapa hari sebelum 1 Juli sebagai tanggal kemungkinan aneksasi dimulai Israel. PBB, negara-negara Uni Eropa, dan Liga Arab bergabung pada konferensi tersebut.
Sekjen PBB Antonio Guterres membuka pertemuan dengan menyerukan Israel untuk membatalkan rencana aneksasinya. Seruan ini kemudian disuarakan oleh hampir semua pembicara lain, termasuk menteri dan wakil menteri.
Guterres mendesak Amerika Serikat, Uni Eropa, dan Rusia segera mengambil peran mediasi bersama PBB sebagai bagian dari Kuartet. Selain itu, negara-negara tersebut diminta menemukan kerangka kerja yang saling menguntungkan bagi semua pihak untuk terlibat kembali tanpa prasyarat. "Dengan kami dan negara-negara utama lainnya," katanya.
PBB juga mendesak para pemimpin Israel dan Palestina untuk berkomitmen pada dialog yang substantif dengan dukungan dari komunitas internasional. Guterres juga mendorong para pendukung regional dan internasional untuk membantu membawa kedua belah pihak kembali ke jalan menuju penyelesaian damai dan negosiasi.