Jumat 26 Jun 2020 00:57 WIB

Datangi PBNU, AHY Ungkap Kemiripan Partai Demokat dengan NU

AHY mengaku Partai Demokrat dan NU memiliki banyak sekali kemiripan.

Rep: Ali Mansur/ Red: Nur Aini
Agus Harimurti Yudhoyono (AHY)
Foto: Republika/Zainur Mahsir Ramadhan
Agus Harimurti Yudhoyono (AHY)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Umum Partai Demokrat (PD) Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) bersilaturahmi ke kantor Pengurus Besar Nadhatul Ulama (PBNU) pada Kamis (25/6) siang. Putra sulung mantan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono itu disambut langsung Ketua Umum PBNU KH Said Aqil Siroj. Dalam pertemuan itu, AHY mengaku banyak kemiripan antara partainya dengan Nadhlatul Ulama (NU). 

"Yang jelas banyak sekali kemiripan antara NU dan PD. Kami melihat NU selalu menjadi garda terdepan dalam memperjuangkan umat Islam di Indonesia ini, tentu dengan ideologi yang jelas dan diterima oleh semuanya berada di tengah secara moderat," ujar AHY dalam siaran persnya, Kamis (25/6).

Baca Juga

Sedangkan dalam aspek politik, kata AHY, Partai Demokrat adalah partai yang juga berada di tengah yang ingin merangkul semua. "Itulah kenapa kami memiliki landasan nasionalisme dan religius," ujarnya.

AHY berharap kebersamaan antara PD dan NU dapat terus berlanjut. Menurut dia, PD dan NU memiliki tujuan besar yang sama, yaitu untuk NKRI dan memperjuangkan kelestarian agama Islam dan budaya Indonesia yang tidak tercabut dari akarnya.

“Kami melihat bahwa tantangan ke depan tidak semakin mudah hanya dengan kerja sama, kolaborasi dan sinergi semacam ini. Mudah-mudahan dengan adanya hubungan antara partai politik, civil society, dan elemen bangsa lainnya, kita semua bisa dapat berperan untuk menjaga negara Indonesia,” terusnya. 

Sementara itu, Said Aqil Siroj mengucapkan rasa terima kasihnya atas kehadiran AHY dan Partai Demokrat. Ia pun dengan akrab memuji AHY sebagai aset negara Indonesia dan calon pemimpin masa depan. Selaras dengan semangat dan tujuan besar Partai Demokrat, kepada awak media yang hadir, Said menjelaskan betapa pentingnya peran partai, pemerintah dan civil society untuk mempertahankan keutuhan NKRI. 

“Pokoknya kita pertahankan keselamatan, keutuhan, dan jati diri bangsa ini. Kewajiban bersama tidak bisa hanya dari satu pihak, tapi bersama-sama dari pemerintah, partai politik dan kekuatan civil society yang harus menjaga keselamatan, dan keutuhan bangsa ini,” kata Said. 

Aqil Siroj mengatakan selain keselamatan geografis, perlu juga menjaga keselamatan budaya, jati diri, dan kepribadiannya. Menurutnya, sebuah bangsa bisa terhormat dan bermartabat kalau negara itu memiliki budaya yang mulia. Dia mengatakan ketika kemuliaan itu ambruk, hancurlah martabat bangsa. 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement