Kamis 09 Jul 2020 06:20 WIB

Tim Advokasi Novel Baswedan Diminta tak Sembarang Menuduh

Objektivitas laporan Tim Advokasi Novel Baswedan ke Divisi Propam diragukan.

Penyidik Senior KPK Novel Baswedan memenuhi panggilan Komisi Kejaksaan Republik Indonesia di Komisi Kejaksaan RI, Jakarta, Kamis (2/7). Panggilan tersebut dalam rangka menindak lanjuti laporan pengaduan masyarakat terkait dugaan perkara penyiraman air keras terhadap Novel baswedan dengan terdakwa Ronny Bugis dan Rahmat Kadir Mahulette.
Foto: Republika/Thoudy Badai
Penyidik Senior KPK Novel Baswedan memenuhi panggilan Komisi Kejaksaan Republik Indonesia di Komisi Kejaksaan RI, Jakarta, Kamis (2/7). Panggilan tersebut dalam rangka menindak lanjuti laporan pengaduan masyarakat terkait dugaan perkara penyiraman air keras terhadap Novel baswedan dengan terdakwa Ronny Bugis dan Rahmat Kadir Mahulette.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Tim Advokasi Novel Baswedan diminta tidak sembarangan menuduh mantan Direktur Reserse Kriminal Umum (Direskrimum) Polda Metro Jaya Irjen Rudy Heriyanto atas penghilangan barang bukti.

"Penyebutan dan tuduhan secara tegas terhadap nama dan perbuatan Irjen (Pol) Rudy Heriyanto bahkan menjadi viral melalui sarana online secara luas justru bersifat actual malice dan menimbulkan dugaan pencemaran nama baik yang dapat dituntut pidana berdasarkan UU ITE," kata mantan anggota Tim Gabungan Pencari Fakta (TGPF) kasus penyiraman air keras penyidik KPK Novel Baswedan bentukan Polri Indriyanto Seno Adji dalam keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Rabu (8/7).

Ia mengaku meragukan objektivitas laporan Tim Advokasi Novel Baswedan ke Propam karena perkara masih berlangsung di pengadilan. Indriyanto berpendapat laporan tim advokasi secara substansial tidak benar, misalnya tudingan tentang botol kosong.

TGPF, kata Indriyanto, menemukan botol itu bukan barang bukti, tetapi digunakan untuk menampung air yang ditemukan di lantai. Selain itu, terkait sidik jari, Indriyanto menuturkan TGPF melakukan penelitian secara detail dan memang sidik jari tidak ditemukan di gelas.

"Dipastikan pelaku menggunakan sarung tangan, dan lagi pula adalah sangat ceroboh sekali apabila pelaku bawa air asam sufat namun tidak menggunakan sarung tangan," kata Indriyanto.

Untuk itu, Indriyanto menyarankan agar semua pihak bersikap bijak sambil menunggu proses judisial yang masih berlangsung di pengadilan. Ia pun mengingatkan semua pihak tidak membuat laporan yang bersifat menuduh nama tertentu.

Sebelumnya, Tim Advokasi Novel Baswedan melaporkan Irjen Rudy Heriyanto ke Divisi Propam Polri karena diduga melanggar etik dengan menghilangkan barang bukti kasus penyiraman air keras.

Anggota Tim Advokasi Novel Baswedan, Kurnia Ramadhana menyebut botol dan gelas yang digunakan pelaku tidak dijadikan barang bukti dalam proses penanganan perkara tersebut serta menduga kepolisian menyembunyikan sejumlah fakta.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement