REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Video berbau kampanye yang diretweet Presiden Donald Trump dengan iringan lagu "In the End" dari Linkin Park ditarik pihak Twitter pada Sabtu (18/7). Hal itu dilakukan setelah pihak Linkin Park mengajukan keberatan dan meminta penghapusan.
Linkin Park mengonfirmasi bahwa pihaknya meminta Twiter untuk menghapus video tersebut. Mereka mengklaim bahwa video tersebut sudah melanggar hak cipta.
“Linkin Park tidak mendukung Trump, juga tidak mengizinkan organisasinya untuk menggunakan musik kami," kata Linkin Park dalam sebuah pernyataan di Twitter, seperti dikutip dari Variety, Ahad (19/7).
Trump sebelumnya mengunggah video pada Sabtu (18/7), dan sebelumnya video tersebut juga diunggah oleh kepala media sosial Gedung Putih pada hari Jumat. Namun, saat ini pesan dalam video tersebut bertuliskan, "Media ini telah dinonaktifkan sebagai tanggapan terhadap laporan oleh pemilik hak cipta".
Trump dan kampanyenya sudah sering mendapat keberatan dari para artis yang menuntut agar ia berhenti menggunakan musik mereka. Keberatan disampaikan beberapa musisi, termasuk Rolling Stones, Neil Young, Panic! at the Disco, Pharrell Williams, R.E.M, Aerosmith, Adele, hingga keluarga mendiang Tom Petty.