REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemerintah menunjuk Ketua Tim Pakar Gugus Tugas Nasional Percepatan Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito sebagai Juru Bicara Satuan Tugas (Satgas) Penanganan Covid-19 yang baru. Wiku menggantikan Achmad Yurianto yang sebelumnya menjadi juru bicara sejak 3 Maret 2020.
Hal ini disampaikan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto usai rapat perdana Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional bersama Menteri BUMN Erick, Wamen BUMN Budi Gunadi Sadikin, dan Kepala BNPB Doni Monardo di kantor Kemenko Perekonomian, Jakarta, Selasa (21/7).
Airlangga menyampaikan, tugas Wiku sebagai juru bicara penanganan Covid-19 dan berdampingan dengan juri bicara untuk sektor ekonomi yang diemban Wakil Menteri BUMN Budi Gunadi Sadikin.
"Ada tambahan, juru bicara pemerintah ditunjuk Prof Wiku dari BNPB dan Pak Budi Gunadi Sadikin khusus untuk satgas ekonomi," ujar Airlangga.
Pada hari ini, Wiku menyampaikan proses pengembangan vaksin Covid-19. Wiku menyebut vaksin dari Sinovac, China, yang sudah tiba di Indonesia pada Ahad (19/7) masih harus menjalani uji klinis terlebih dahulu.
"Kita akan mengembangkan vaksin, diharapkan kita bisa produksi segera. Sebagian masih uji klinis, harapannya di awal tahun depan, sebagian bisa diproduksi," ujar Wiku usai mengikuti rapat perdana Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) di Kantor Kemenko Perekonomian, Jakarta, Selasa (21/7).
Ketua Tim Pakar Gugus Tugas Nasional Percepatan Penanganan Covid-19 tersebut mengatakan, vaksin Sinovac saat ini sedang dalam uji klinis oleh Bio Farma. Wiku mengaku belum mengetahui secara rinci terkait jumlah vaksin yang didatangkan dari Cina.
"Saya belum tahu, tapi vaksinnya sudah datang. Jumlahnya saya enggak hafal," ucapnya.
Selain menanti hasil uji klinis, Wiku menyampaikan tes deteksi Covid-19 juga masih akan terus dilakukan, baik lewat rapid test maupun PCR. Wiku menyebut kuantitas pemeriksaan Covid-19 melalui PCR terus ditingkatkan.
"Kita sedang menguatkan PCR di berbagai daerah dan kualitasnya juga ditingkatkan. Nanti pada saat cakupannya (PCR) meningkat otomatis nanti rapid test akan mulai dikurangi," kata Wiku menambahkan.